PREMIER LEAGUE, KORANPALPRES.COM - Premier League klub sepakbola, termasuk Chelsea, baru-baru ini menerapkan kebijakan pembatasan amortisasi kontrak baru hingga maksimal lima tahun.
Keputusan ini tidak hanya mencerminkan langkah proaktif dalam mematuhi regulasi UEFA tetapi juga memperlihatkan dampak signifikan terhadap klub-klub, khususnya Chelsea, yang telah memanfaatkan celah ini secara ekstensif.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap praktek keuangan yang dianggap sebagai celah yang dieksploitasi, terutama oleh Chelsea.
Meskipun klub ini mampu mengeluarkan sejumlah besar uang untuk pemain, mereka memilih untuk menyebar pembayarannya selama beberapa tahun melalui kontrak dengan amortisasi yang lebih panjang.
BACA JUGA:Antisipasi Kembalinya Andy Robertson: Harapan Liverpool FC di Awal Tahun Baru
Strategi ini memungkinkan Chelsea menghindari pelanggaran Financial Fair Play atau Profitability and Sustainability.
Sebelumnya, Todd Boehly mengambil alih kepemimpinan di Chelsea, klub ini merilis lebih dari £1 miliar dalam dua jendela transfer.
Namun, kebijakan baru ini menandai akhir dari era di mana klub dapat dengan bebas memanfaatkan celah amortisasi untuk mengelola keuangan mereka.
Perubahan ini juga melibatkan klub-klub Premier League lainnya, yang setuju untuk membatasi semua kontrak pemain baru atau yang diperpanjang hingga maksimal lima tahun.
BACA JUGA:5 Latihan Fisik yang Bermanfaat Menjaga Tubuh Agar Tetap Bugar
BACA JUGA:Potensi Tindakan Manchester City: Mencari Penyerang Baru di Bursa Transfer Januari
Tujuan utama dari keputusan ini adalah untuk memastikan bahwa klub-kub memiliki struktur keuangan yang lebih terorganisir dan mematuhi regulasi UEFA dengan lebih ketat.
Meskipun Chelsea termasuk dalam klub yang memanfaatkan celah ini, mereka secara terbuka mendukung penutupannya.
Ini menandakan bahwa klub tersebut bersedia untuk beradaptasi dengan perubahan regulasi demi keberlanjutan jangka panjang dalam sepakbola profesional.