Kemudian dengan sudut elongasi berkisar 1 derajat 12,89 detik hingga 1 derajat 36,38 detik.
BACA JUGA:Tanpa Kerukunan dan Kedamaian, Menag Nasaruddin Umar Sebut Tak Ada Turis Kunjungi Indonesia
BACA JUGA:Buka MTQ Internasional Ke-4 di Jakarta, Pernyataan Menag Nasaruddin Umar Gegerkan Dunia
"Secara hisab, data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS," timpalnya.
Artinya kata Menag, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1446 H, tidak ada yang memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Diketahui, bahwa Menteri Agama anggota MABIMS menyepakati kriteria baru yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.
Dengan posisi demikian, lanjut Menag, maka secara astronomis atau hisab, hilal tidak dimungkinkan untuk dilihat.
BACA JUGA:Menag Nasaruddin Umar Blak-Blakan Beber Cara Indonesia Lestarikan Tradisi Tilawah Alquran
BACA JUGA:Pastikan Kenyamanan Pemudik, Sekda Palembang Aprizal Hasyim Cek Posko Lebaran
Hal ini selanjutnya terkonfirmasi oleh pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag.
Pada tahun ini, rukyah dilaksanakan Kemenag pada 33 lokasi di Indonesia.
"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal yang bekerja di bawah sumpah, mulai dari Aceh hingga Papua. Di 33 titik tersebut, tidak ada satu pun perukyah dapat melihat hilal," ujar Menag.
Karena dua alasan tersebut, Sidang Isbat menyepakati untuk mengistikmalkan (menyempurnakan) bulan Ramadan menjadi 30 hari sehingga 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025.
BACA JUGA:Antisipasi Balapan Liar di Subuh Hari Selama Ramadan, Personel Polsek Indralaya Lakukan Ini
"Jadi, Ahad besok umat Islam di Indonesia masih akan menjalani ibadah puasa Ramadan, selanjutnya malam Senin akan takbiran menyambut Idul Fitri," pungkas Menag.