2. Adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Samudera Hindia barat Sumatera, Laut Timor dan Teluk Carpentaria.
BACA JUGA:Kapan Puasa Ramadan Pertama Kali Dikerjakan? Nabi Allah Ini yang Pertama Melakukannya
BACA JUGA:Agar Manfaat dan Pengalaman Ibadah Puasa Ramadan 2024 Bisa Maksimal, Siapkan 6 Hal Ini
Hal ini memicu terbentuknya pola pumpunan dan memperlambat kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian baart dan Selatan ekuator.
Selain itu dapat meningkatkan potensi angin kencang dan pertumbuhan awan hujan di Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian Selatan dan Jawa.
Hal ini berdampak pada terjadinya gelombang tinggi di perairan.
3. Aktifitas gelombang atmosif terjadi peningkatan sehingga berpotensi cuaca ekstrem.
BACA JUGA:5 Tips Persiapan Ramadan 2024 Agar Kamu Tak Lemas Saat Berpuasa, Nomor 2 Bisa Diterapkan
Seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial.
Hal ini bisa meningkatnya aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.
Oleh sebab itulah, masyarakat harus waspada terhadap potensi cuaca ekstrem hingga satu pekan kedepan.
Selain itu, potensi lainnya adalah banjir, longsor, berkurangnya jarak pandang, jalan licin hingga pohon tumbang akibat dari cuaca ekstrem
BACA JUGA:Siapkan Dirimu Menyambut Ramadan 1445 H, Sudahkah Kamu Bayar Hutang Puasa?
BACA JUGA:Terapkan Saat Ramadan 2024! 3 Waktu Mustajab Terkabulnya Doa Saat Puasa
BMKG juga menghimbau kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi prakiraan cuaca di setiap kanal resmi BMKG, klik di sini.