Hal ini selanjutnya terkonfirmasi oleh pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag.
BACA JUGA:Nyepi dan Ramadan, Momentum Introspeksi dan Saling Hormati Ritual dan Tradisi
Pada tahun ini, Kemenag melaksanakan rukyah di 134 titik di Indonesia.
"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal yang bekerja di bawah sumpah, mulai dari Aceh hingga Papua,” tutur Menag.
Di 134 titik tersebut imbuh Menag Yaqut, tidak ada satu pun perukyah dapat melihat hilal.
Karena dua alasan tersebut, Sidang Isbat menyepakati untuk mengistikmalkan atau menyempurnakan bulan Syakban menjadi 30 hari sehingga 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024.
BACA JUGA:Penetapan Awal Ramadan Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi Kemungkinan Besar Juga Berbeda
BACA JUGA:Bijak Menyikapi Potensi Perbedaan Awal Ramadan, Menag Terbitkan Surat Edaran Ini
"Dengan penetapan ini, kami berharap seluruh umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh kekhusyukan," imbaunya.
Menanggapi adanya perbedaan penetapan awal Ramadan di masyarakat, Menag menyatakan ini merupakan hal yang wajar dan jangan sampai mengganggu ukhuwah atau persaudaraan.
"Ada perbedaan itu lumrah, tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai toleransi sehingga tercipta suasana kondusif," sambung Menag.
Sidang Isbat 1 Ramadan 1445 H ini digelar secara luring dan dihadiri perwakilan ormas Islam, perwakilan Duta Besar negara sahabat, Tim Hisab Rukyat Kemenag, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.