Sebut Gali ‘Kuburan’ Sendiri, Pengamat Politik Ini Sarankan Jokowi Dibawa Ke Psikiater
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres dan cawapres, serta majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai bacawapres Prabowo, menimbulkan polemik dan kegaduhan di tanah air-Foto:sc internet/-palpres
BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Diundang Ke Istana Negara, Ini Pesan Presiden Jokowi
Bagindo mengatakan, apa yang dilakukan dan direncanakian oleh Jokowi menurutnya sudah tidak masuk akal. Jokowi yang telah mencapai puncak prestasi, justru mempertaruhkan prestasinya untuk kepentingan yang menurutnya tidak masuk akal.
“Istilahnya kata orang Palembang itu rusak tuo, di ujung tuanya dia rusak. Di saat menua kita merusak prestasi kita. Kan nggak sampai setahun lagi habis masa jabatan beliau, kenapa membuat keputusan politik yang menurut aku sangat blunder. Ini sepertinya seolah-olah ada agenda-agenda atau target-target mega skandal yang perlu dilindungi pascabeliau tidak berkuasa,” katanya.
Dia menambahkan, keinginan Jokowi untuk melanggengkan kekuasannya sudah menjadi rahasia umum. Setelah gagal dengan skenario tiga periode, Jokowi diduga ingin melanjutkan kekuasaannya melalui Gibran dengan menabrak konstitusi.
“Kan sudah terkuak, bahwa beliau ingin tiga periode. kemudian ada kinginan untuk menabrak konstitusi, ini kan sudah tidak bisa diterima. Ini kan nggak sehat beliau, Di tengah kebersahajaan beliau, beliau mampu memimpin dengan baik. Kok tiba-tiba seperti ini, psikopat lah beliau ini,” katanya.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Didampingi Pj Gubernur Agus Fatoni Tinjau Persediaan Beras di Palembang
Padahal, menurutnya, Gibran sama sekali belum pantas untuk maju menjadi kontestan pilpres. Bagindo bahkan menyebut, pengalaman Gibran juga belum cukup mumpuni untuk bertanding di level nasional.
“Untuk pemilihan lurah saja belum tentu bisa memenuhi, memang prestasinya dia apa. Bahkan, kalau diadakan pemilihan kades, belum tentu dia terpilih. Apa prestasinya? prestasinya di Kota Solo itu sudah ditangani ketika dipimpin Pak jokowi dan Pak Rudy. Kota Solo itu dibuat auto pliot saja sudah bagus, sudah jalan, nggak perlu seorang Gibran. Jadi nggak ada prestasinya, nggak ada yang bisa ditonjolkan kecuali anak presiden,” ujarnya.
Begitu juga dengan, Prabowo yang sudah mempunyai bekal elektabilitas tinggi justru memilih Gibran sebagai bacawapresnya. Hal itu menurutnya tidak masuk akal.
“Saya sekarang ini jadi ilfeel. Kok kayak nggak punya confident, nggak punya kepercayaan diri. Seorang jenderal kok nggak punya kepercayaan diri,makanya tiga orang ini perlu diperiksa,” imbuhnya. *