Mahasiswa Modnus Unsri Napak Tilas Peradaban Musi

Menyelusuri Peradaban Sungai Musi dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi Modul Nusantara (Modnus) Universitas Sriwijaya (Unsri) yang mengikuti program pertukaran mahasiswa serta berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia--

PALEMBANG - Menyelusuri Peradaban Sungai Musi dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi Modul Nusantara (Modnus) Universitas Sriwijaya (Unsri) yang mengikuti program pertukaran mahasiswa serta berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Mereka menyusuri peradaban-peradaban tua disepanjang Musi mulai dari Rumah Tjik Mas di Kampung khas Palembang, Klenteng Ho Tjing Bio di Pulau Kemaro hingga Rumah Saudagar Hong Boe Tjit di Kampung 4 Ulu dibawah bimbingan dan koordinasi dosennya, Dr. Dedi Irwanto, M.A. Sabtu,14 Oktoeber 2023.

Jelajah peradaban musi diselenggarakan oleh Tour Jelajah Musi dengan perahu tongkang milik youtuber Palembang, Mang Dayat dengan narasumber Kholid Zaim dari Palembang Good Guide.

Mahasiswa Modnus Unsri ini dipimpin ketua kelompok M. Ali Sodiq dari Jurusan Teknik Informatika STMIK Widya Pratama Pekalongan menyusuri Sungai Musi menggunakan transportasi perahu tongkang dilengkapi lifejacket dan standar keselamatan lainnya.

Selain menggelar dan menikmati wisata sungai mereka belajar memahami kehidupan etnis-etnis minoritas di Kota Palembang yang berdiam di sepanjang Musi.

Di Pulau Kemaro, mereka diajak berdiskusi oleh narasumber Kholid Zaim tentang sejarah dan tradisi lisan keberadaan pulau ini bagi Kota Palembang. “Saya baru pertama kali ini naik tongkat dan ke Pulau Kemaro.

“Berdasarkan penjelasan narsum tadi saya baru mengerti bahwa tradisi lisan Tan Bun An dan Siti Fatimah. Selain legenda tentang cinta anak manusia.

Sejatinya, narasi ini menandakan sudah ada hubungan kuat Palembang dan negeri China sejak masa lampau”, kata Ni Putu Dinda Mutiara Berliana Saridewi, salah seorang mahasiswi peserta Modnus Unsri dari Jurusan HI, Universitas Udayana Bali sambal menikmati keindahan alam Pulau Kemaro.

Harusnya Pulau Kemaro ini menurut Ni Putu Dinda Mutiara Berliana Saridewi sama terkenalnya dengan Tanah Lot Bali yang sudah mendunia.

“Bahkan sebenarnya Tanah Lot lebih kecil dari Pulau Kemaro ini. Kalau mau jujur Pulau Kemaro ini lebih kaya akan tradisi, budaya dan sejarah.

Hanya saya lihat nilai jualnya masih rendah.

Maaf kayaknya tidak ada atraksi-atraksi budaya untuk mendukung kunjungan ke pulau ini yang digagas oleh Dinas Kebudayaan Palembang,” katanya.

Mestinya Disbud menggandeng komunitas budaya untuk menghidupkan atraksi budaya wisata di pulau ini.

“Sehingga tiap hari ada kegiatan seni dilakukan di sini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan