30 Tahun Hidup di Perantauan, Pria Ogan Ilir ini Tekuni Profesi Warisan Nenek Moyang
30 Tahun Hidup di Perantauan, Pria Ogan Ilir ini Tekuni Profesi Warisan Nenek Moyang--palpres.bacakoran.co
BACA JUGA:Ini Adat Komering OKU Timur Yang Harus Dilestarikan Sebagai Warisan Nenek Moyang
“Tentunya kalau luka bakar sudah pasti ada, karena itu resiko dari pekerjaan ini," timpalnya.
Berbicara mengenai omset, sambung Yuri, bervariasi tergantung dari pesanan.
Terkadang ramai bahkan ada sampai seharian tidak ada satupun orderan.
Namun dia bersama adiknya menjalani dengan ikhlas dan sabar.
BACA JUGA:Cara Hasilkan Cuan Lewat Bantuan Ternak Sapi, Pemdes Nanjungan Lahat Lakukan Ini
“Istri dan anak berada di desa, kalau mau pulang mesti melihat isi tabungan cukup atau tidak," terangnya.
Dia menuturkan, kendatipun dewasa ini zaman telah berubah, apalagi teknologi semakin canggih akan tetapi profesi yang diturunkan dari nenek buyut ini tidak akan ditinggalkan.
"Sebab kami mencari rezeki dari kepandaian ini, selain itu tidak ada lagi,” ucap Yuri.
“Mudah-mudahan orderan terus mengalir dan usaha ini terus berlanjut," tukas Yuri.
BACA JUGA:Duku Komering Asal OKU Timur Sudah Miliki Sertifikat Hak Paten Dari Menteri
Sementara itu, Lurah Pasar Baru, Rohim mengaku memang sudah lama mengetahui adanya pandai besi di wilayah kerjanya.
Dan memang menjadi satu-satunya yang ada sekarang ini.
"Walaupun zaman millenial tapi usaha tersebut sama sekali tidak terkikis sedikit pun, bahkan semakin, eksis banyak warga membuat pisau, parang ataupun lainnya," imbuh Rohim.
Terpisah, Sanusi, salah satu warga mengaku kalau ingin membuat pisau selalu menggunakan jasa mereka.