https://palpres.bacakoran.co/

Makna dan Tradisi Hari Tasyrik Setelah Idul Adha, Ini Larangan dan Keutamaannya

Makna dan Tradisi Hari Tasyrik Setelah Idul Adha, Ini Larangan dan Keutamaannya--pixabay/Venrike

Dengan demikian, hari Tasyrik tidak hanya menjadi momentum untuk merayakan kesuksesan ibadah qurban, tetapi juga sebagai waktu untuk meningkatkan kedekatan spiritual dengan Allah SWT. 

Umat Muslim dihimbau untuk memanfaatkan hari Tasyrik dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran agama Islam yang telah ditetapkan.

BACA JUGA:Ratu Dewa Lepas Jabatan Penjabat Wali Kota Palembang, Siap Bertarung di Pilkada 2024, Ini Pesan Terakhirnya

BACA JUGA:Vivo Y17s: Smartphone Rp1 Jutaan dengan Chipset Gahar dan Spesifikasi Super Dewa

Selain itu, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak doa sapu jagat atau doa meminta keselamatan dunia dan akhirat. 

Doa ini, yang terkenal dengan bacaan "Rabbana Aatina Fiddunya Hasanah Wafil Akhirati Hasanah Waqinaa Adzaabannaar", dipercaya mengandung permohonan atas kebaikan dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, serta perlindungan dari siksa neraka.

Doa ini dibaca setelah melaksanakan salat wajib.

Secara historis, nama "Tasyrik" memiliki dua interpretasi. 

BACA JUGA:Calon MABA, Ini Cara Efektif Cek Ketersediaan KIP Kuliah di Perguruan Tinggi, Ada Beasiswa Hingga Rp8 Juta

BACA JUGA:King Seiko KS1969 Raja yang Dimunculkan Kembali

Pertama, karena pada masa lalu hari-hari Tasyrik digunakan untuk menjemur daging kurban guna konservasi. 

Kedua, aktivitas berkurban tidak dilakukan sebelum matahari terbit, sesuai dengan ajaran Islam.

Hari Tasyrik juga tercatat dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 203, yang mengisyaratkan kepada umat Muslim untuk mengingat Allah dalam beberapa hari yang berbilang. 

Hal ini menunjukkan pentingnya hari Tasyrik sebagai momen untuk meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

BACA JUGA:Rekomendasi Sepeda Motor Listrik Polytron, Cek Harga Terbaru Juni 2024

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan