IPH Bahan Pangan Alami Kenaikan pada Bulan Juli
Rakor pengendalian inflasi secara virtual di Pemkot Pagaralam -Humas Protokol Pagaralam-
PAGARALAM, KORANPALPRES.COM - Pj Walikota Pagar Alam H. Lusapta Yudha Kurnia diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pagar Alam, Dawam, ikuti rapat koordinasi (rakor) Penanganan Inflasi dan TBC - Polio oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI secara daring di Ruang Rapat Besemah III Setdako Pagar Alam, pada Senin (15/07/2024).
Disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Indeks Perkembangan Harga (IPH) bahan pangan di minggu pertama bulan Juli, komoditas yang mengalami kenaikan yakni Cabai Rawit di 136 Kabupaten/Kota, Minyak Goreng di 123 Kabupaten/Kota, serta Daging Yam Ras di 116 Kabupaten/Kota.
"Kita melihat disini pada minggu ke-2 bulan Juli, beras mulai merangkak naik, beras di 113 daerah Kabupaten/Kota, cabai rawit mengalami kenaikan di 165 daerah Kabupaten/Kota, minyak goreng di 143 Kabupaten/Kota, beras di 113 Kabupaten/Kota dari 514 Kabupatrn/Kota meskipun mayoritas masih terkendali, tetapi jumlah Kabupaten/Kota yang harga beras mulai merangkak naik juga mulai bertambah," jelasnya.
BACA JUGA:Pj Wako Pagaralam Terima Audiensi dari Dua Rombongan Kampus di Palembang
Sementara Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman menjelaskan, saat ini di Indonesia mengalami penurunan produksi pangan, khususnya produksi padi. Dimana penurunan produksi pangan ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya volume pupuk turun 50%, 17-20% petani tidak bisa menggunakan kartu tani, petani hanya diberi pupuk 1 kali tanam, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Jawa, 30 juta orang tidak boleh menerima pupuk.
Selain itu, juga disebabkan oleh Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang sudah tua, Kekeringan akibat El-Nino, saluran irigasi lebih dari 50% kondisinya perlu direhab, PPL hanya 50% dari kebutuhan, bibit unggul berkurang serta anggaran yang menurun.
Pj Walikota Pagar Alam, H. Lusapta Yudha Kurnia, melalui Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Dawam, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) dan Polio melalui Video Conference, bertempat di Ruang Rapat Besemah III Setdako Pagar Alam.
Secara Nasional, inflasi bulan ke bulan pada Juni 2024 terhadap Mei 2024 sebesar -0,08%, inflasi tahun ke tahun pada Juni 2024 terhadap Juni 2023 sebesar 2,51%, inflasi tahun kalender pada Juni 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 1,07%, serta untuk inflasi Provinsi Sumatera Selatan per 1 Juli 2024 sebesar 2,48%.
BACA JUGA:Angka Inflasi di Prabumulih Turun, Lebih Rendah dengan Target Nasional, Ini Buktinya!
Disampaikan oleh Sekjen Menteri Dalam Negeri, Komjen. Pol. Drs. Tomsi Tohir, bahwa sepanjang periode 2020-2024, secara bulanan komponen harga bergejolak relatif lebih sering mengalami inflasi dibandingkan deflasi.
Sejak Desember 2023 sampai dengan pertengahan tahun 2024, inflasi emas perhiasan dan sigaret kretek masih tertinggi terjadi di Kab/Kota di luar Jawa. Namun, Kota Pagar Alam tidak termasuk ke dalam 10 besar kenaikan inflasi pada komoditas tersebut.
Meskipun demikian komponen harga bergejolak pada 3 bulan terakhir mengalami deflasi setelah deflasi terakhir terjadi di bulan Agustus 2023. Andil deflasi komponen harga bergejolak pada Juni 2024 sebesar 0,16%.
Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi juni 2024 adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Sedangkan komoditas komponen harga bergejolak yang memberikan andil inflasi juni 2024 adalah cabai rawit, cabai merah, dan kentang.
BACA JUGA:Berhasil Turunkan Angka Inflasi Hingga Alami Deflasi, Pj Walikota Palembang Bongkar Jurus Jitunya