https://palpres.bacakoran.co/

Asal Usul Nama Indonesia, Ternyata Pencetus Pertama Kali Bukan Warga Pribumi Melainkan Wartawan Skotlandia

Asal usul nama Indonesia. Ternyata pencetus pertama kali bukan warga pribumi, melainkan wartawan Skotlandia.-YouTube/IndonesiaBaikID-

Ia juga membagi geografi Indonesia ke dalam empat kawasan terpisah, mulai dari Sumatera sampai Formosa (Taiwan).

Singkat cerita, nama ‘Indonesia’ kemudian baru populer di kalangan orang-orang Eropa, terutama Belanda, semenjak terbitnya buku ‘Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel’ karya Adolf Bastian, antropolog Universitas Berlin, Jerman pada 1884.

 

Awal Penyebutan Indonesia di Tanah Air

Sedangkan di nusantara sendiri, pribumi yang pertama kali menggunakan sebutan ‘Indonesia’, tak lain dan tak bukan adalah Suwardi Suryaningrat atau yang biasa kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara. 

Beliau mengenalkan penyebutan itu pada 1913 via pendirian biro pers ‘Indonesische Persbureau’, sekaligus menggantikan penyebutan ‘Indisch’.

Istilah Indonesia kemudian mulai digunakan oleh orang-orang pribumi yang terpelajar sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme. 

Mohammad Hatta menjelaskan bahwa sejak 1922, istilah Indonesia secara konsisten digunakan oleh Perhimpunan Indonesia. 

Organisasi ini awalnya dibentuk pada 1908 di Belanda dengan nama Indische Vereeniging, yang awalnya berfungsi sebagai kelompok rekreasi atau klub belajar. 

Barulah ketika dua tokoh nasional, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara), bergabung pada 1913, para anggota Indische Vereeniging mulai aktif membahas tentang masa depan Indonesia. 

Sejak saat itu, Indische Vereeniging mulai aktif di bidang politik.

Kemudian, pada September 1922, namanya diubah menjadi Indonesische Vereeniging. 

Tiga tahun kemudian, nama dalam bahasa Belanda sepenuhnya ditinggalkan dan organisasi ini, berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). 

Bung Hatta yang saat itu sedang bersekolah di Belanda aktif dalam melakukan kampanye sejenis ini. 

Pada berbagai kesempatan, terutama dalam forum-forum internasional yang mengumpulkan para nasionalis muda dari negara-negara yang masih terjajah. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan