Mencengangkan! Mahasiswa Universitas Andalas Berhasil Bongkar Kenapa Taylor Swift Dijuluki Swiftnomics
Mahasiswa Universitas Andalas Berhasil Bongkar Kenapa Taylor Swift Dijuluki Swiftnomics.--kolase koranpalpres.com
Dampak ini tidak hanya terasa di Singapura, tetapi juga di berbagai negara lain.
Di Amerika Serikat, tur 2022-nya menghasilkan pendapatan luar biasa sebesar $630 juta, sementara di Australia mencapai $100 juta dan saat menggelar konser di Tokyo, Taylor meraup keuntungan sekitar $226 juta.
BACA JUGA:Srikandi Polda Sumsel Berikan Kado Terindah di Hari Jadi Polwan, Apa Itu?
Data ini menunjukkan daya tarik konser Taylor Swift dalam menarik pengunjung dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Tidak hanya berdampak positif bagi Taylor Swift sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif bagi industri musik lokal di setiap negara yang dikunjungi.
Konsernya memberikan kesempatan bagi musisi lokal untuk tampil sebagai pembuka, sehingga meningkatkan eksposur dan kesempatan bagi mereka untuk memperluas jangkauan audiens mereka.
Hal ini juga dapat mendorong pertumbuhan industri musik lokal dan menciptakan peluang kerja bagi para musisi dan pekerja di industri musik.
BACA JUGA:MANTAP! Satgas Pamtas Yonarhanud 12 Satria Bhuana Prakasa Raih Juara 1 dan 2 Lomba Lari 10K
BACA JUGA:Personel Satgas Pamtas RI-PNG Melaksanakan TFG Sispam Kota Bersama Polri, Apa Kegunaannya?
Pengaruh Taylor Swift tidak berhenti di panggung konser.
Penggemar setianya, yang dikenal sebagai ‘Swifties’, sangat antusias dan loyal terhadap produk dan merek yang terkait dengannya.
Dengan jumlah pengikut lebih dari 200 juta di berbagai platform, ia memiliki potensi besar untuk menjadi influencer yang efektif bagi berbagai merek dan perusahaan dalam melaksanakan kampanye pemasaran dan branding.
Selain itu, Taylor Swift juga memiliki pengaruh yang besar dalam industri musik.
BACA JUGA:Beginilah Keseruan Pejabat Korem Gatam Ini Ikuti Gowes Bareng, Siapakah Itu?