https://palpres.bacakoran.co/

Perahu Bidar Palembang Terancam Punah, Pemerintah Pusat Gercep Lakukan Revitalisasi

Direktur Musik, Perfilman, Media sekaligus Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek Ahmad Mahendra, Ketua Yayasan Suar Bahri Kultura Idham Bachtiar Setiadi dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumsel Kristanto--koranpalpres.com

Dia mengulas apabila dibandingkan tahun 80-an dan 90-an secara kualitas dan kuantitas, bidar sekarang bukan lagi menjadi milik rakyat tapi banyak perusahaan. 

“Mungkin karena pemerintah kekurangan dana untuk merawat dan memiliki bidar," singgungnya lagi.

Untuk memiliki satu bidar saja timpal Vebri, dibutuhkan dana yang lumayan besar hingga mencapai ratusan juta. 

Perahu bidar umumnya sekarang memiliki panjang 29 meter dan lebar 1,5 meter, dengan tinggi 80 sentimeter. 

Perahu Bidar juga membutuhkan sekitar 50 orang pendayung.

Merawat dan membeli bisa Rp100 juta, sehingga wajar kalau banyak perusahaan yang membuat brand perahu bidar sendiri.

Saat ini perahu bidar bukan lagi milik rakyat.

“Padahal lebih baik perusahaan membantu sponsor," sarannya.

Sedangkan, sejarawan dari Univesitas Sriwijaya (Unsri) Dr Dedi Irwanto MA melihat bidar yang digelar di Pedamaran, OKI harus menjadi contoh di Palembang.

Pasalnya menurut Dedi, bidar di Pedamaran masih hidup dan lestari.

Di Pedamaran, hampir 1 tahun 3 kali digelar lomba bidar.

Pemerintah setempat hanya sebagai fasilitator, semuanya kembali ke masyarakat.

“Mulai dari persoalan hadiah, di sana pendaftaran satu perahu Rp 1 juta, hadiahnya dibagi dari pendaftaran peserta,” pungkas Dedi.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan