Mengapa Paus Fransiskus Memilih Indonesia Sebagai Negara Pertama Perjalanan Apostolik Kali Ini?
Kunjunga Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia dan sejumlah negara lain.-wikipedia-
BACA JUGA:Polwan Berhijab Polres Ogan Ilir Datangi Gereja, Ini yang Dilakukan
"Sejak April 2024, KWI bekerja sama dengan Nunsius Apostolik Tahta Suci Vatikan untuk Indonesia membentuk panitia dan sudah bekerja keras mempersiapkan segala sesuatu sampai saat ini," ungkap Antonius.
Setelah melakukan kunjungan ke Indonesia, keesokan harinya, Paus melanjutkan perjalanan ke Papua Nugini.
Selanjutnya Pasu akan berkunjung ke Timor Leste hingga datang ke Singapura.
Paus Fransiskus adalah Paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia kunjungan pertama dilakukan Paus Paulus VI pada 3-4 Desember 1970. Lalu yang kedua Paus Santo Yohanes Paulus II pada 9-14 Oktober 1989 lalu.
BACA JUGA:Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (Bamagnas) Diajak Mempertahankan Zero Conflict di Pagaralam
Usianya yang sudah sepuh, dan dalam keterbatasan kesehatan, tidak menghalangi niat Paus mengunjungi dan berjumpa langsung dengan umatnya di belahan dunia yang jauh dari kediamannya..
Nah, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang pernah menjadi Negara dengan populasi muslim terbesar di dunia pada Selasa (03/09) membuat banyak pihak bertanya-tanya.
Sesungguhnya apa tujuan pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu melawat negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia tersebut?
Menurut pendapat profesor studi Katolik dari Case Western Reserve University, Jonathan Tan, bahwa Paus Fransiskus ingin membangun relasi dengan negara-negara mayoritas Muslim.
BACA JUGA:Satgas Yonif 200/BN Laksanakan Ibadah Bersama di Gereja Kemah Injil Napua
Itu untuk meredam ketegangan antara Islam dan Kristen.
Jonathan seperti dilansir dari BBC News mengatakan ini karena ada perasaan sejak lama, ada ketegangan, kesalahpahaman sepanjang sejarahnya antara Islam dan Kristen.
“Saya rasa Paus ingin membuka jalan hubungan yang baru, yang tidak defensif,” kata Jonathan.
Sementara Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo, mengatakan bahwa Paus Fransiskus juga secara spesifik ingin mempelajari Islam di Indonesia yang berbeda dari Timur Tengah.