Film Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak yang disutradarai oleh Mouly Surya ini mengisahkan tentang Marlina, seorang janda yang tinggal sendirian di sebuah desa terpencil di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Film ini dipilah menjadi menjadi empat babak: "Perampokan," "Perjalanan," "Pengakuan," dan "Kelahiran".

Dalam perjalanan hidupnya, Marlina menghadapi berbagai rintangan, termasuk menghadapi anggota perampok yang masih hidup dan berusaha membalas dendam.

Film ini tidak hanya mendapat apresiasi di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional, dengan sejumlah penghargaan dan nominasi dari berbagai festival film.

BACA JUGA:Spesial Kemerdekaan RI! Inilah 5 Rekomendasi Film Bertema Perjuangan, Bisa Bangkitkan Semangat Nasionalismemu

3. Pengabdi Setan (2017)

Pengabdi Setan adalah film horor Indonesia yang disutradarai oleh Joko Anwar yang merupakan remake dari film horor klasik Indonesia tahun 1980 dengan judul yang sama. Ceritanya berfokus pada Rini dan keluarganya yang pindah ke sebuah rumah susun tua.  Mereka baru mengalami peristiwa mengerikan di rumah mereka sebelumnya.

Mereka ingin mengawali hidup baru, namun ketenangan itu hanya berlangsung sebentar saja.

Mereka mengalami kejadian-kejadian aneh dan menyeramkan seperti teror masa lalu yang melanda mereka. Apalagi ketika mereka menyadari bahwa rumah susun itu punya rahasia gelap yang berkaitan dengan sekte misterius dan ritual-ritual mengerikan sehingga kengerian semakin memuncak.

Film ini sangat sukses di dalam negeri. Juga diputar di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat.  Ia juga diikutsertakan di berbagai festival film internasional.

BACA JUGA:5 Film Islami Paling Terkenal di Indonesia

4. The Raid (2011)

The Raid disutradarai oleh Gareth Evans. Ini film aksi Indonesia yang penuh dengan adegan pertarungan intens. Film ini menceritakan sekelompok tim SWAT yang mendapat tugas untuk menyerbu sebuah gedung apartemen . Gedung tersebut dikuasai oleh gembong narkoba bernama Tama Riyadi.

Itu adalah sebuah tempat yang dikenal sebagai sarang para penjahat, dan hampir tidak ada yang berani memasukinya.

Koreografi pertarungannya yang spektakuler, aksi yang mendebarkan, dan atmosfer yang tegang dari awal hingga akhir membuatnya mendapat pujian internasional.