4 Negara Muslim Ini Sudah Tidak Ada Lagi Sekarang
Wisata sejarah di Turki, mengenang kejayaan Kekaisaran Turki Ustmani-pusat umroh-
Pada dasarnya negara ini adalah persatuan politik Mesir dan Suriah diproklamasikan pada 1 Februari 1958.
Ketika itu, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser dan Presiden Suriah Shukri al-Quwatli menandatangani Pakta Persatuan sebagai bentuk nasionalisme dan solidaritas bangsa Arab melawan kolonialisme Barat.
Sebab, kawasan Arab saat itu terpecah-pecah menjadi sejumlah kekuatan yang mendapat pengaruh dari negara Barat.
Republik Arab Bersatu hancur hanya beberapa tahun. Suriah keluar dari persatuan sebab merasa hanya menjadi "kendaraan" bagi kekuasaan pemerintahan Mesir.
Republik Arab Bersatu tamat pada 28 September 1961. Kendati demikian, Mesir masih memakai nama Republik Arab Bersatu hingga 2 September 1971, setelah kematian Nasser.
BACA JUGA:Wah, Arkeolog Temukan Leboh dari 60 Makam Kuno di Mesir
4. Yaman Utara dan Selatan
Yaman saat ini adalah unifikasi atau penyatuan dari dua Yaman, yakni Yaman Utara dan Yaman Selatan pada tahun 1990.
Negara tersebut telah dilanda berbagai konflik dan perang saudara berkepanjangan disebabkan karena kawasan Yaman Utara diabaikan oleh rezim Sana’a dalam hal infrastruktur, kesejahteraan sosial, kesehatan, dan pendidikan.
Wilayah utara mendapatkan stigma dari elite-elite politik di Sana’a (Ibu Kota Yaman) sebagai ”kampungan”, ”bodoh”, dan ”kasar”. Keterbelakangan itu yang dianggap sehingga pantas untuk terus mendapatkan pengawasan. Akibatnya, muncul semacam kesadaran komunal bersama di Utara, yang di kemudian hari membesar dan melampaui batas-batas desa, distrik, dan provinsi.
Gerakan Houthi dari Yaman terus melancarkan kritik keras terhadap rezim Sana’a, terutama melalui ceramah-ceramah Hussein al-Houthi.
BACA JUGA:Perkenalkan Inilah Houthi: Kelompok Penyerang Kapal Israel di Laut Merah!
Sampai saat ini wilayah utara dan selatan Yaman telah disatukan dan menjadi satu negara, namun konflik antara Yaman Utara dan Sana’a masih sering terjadi.