Riset: Orang Kaya Rentan Terkena Kanker, Orang Miskin Rawan Diabetes
Riset: Orang kaya rentan terkena kanker, orang miskin rawan diabetes.-Freepik.com-
"Memahami bahwa dampak skor poligenik terhadap risiko penyakit akan bergantung pada konteks dapat membuat protokol skrining lebih bertingkat," kata dr. Hagenbeek kepada South West News Service.
"Misalnya, protokol skrining untuk kanker payudara mungkin disesuaikan sehingga perempuan dengan risiko genetik tinggi dan berpendidikan tinggi menerima skrining lebih awal atau lebih sering, ketimbang perempuan dengan risiko genetik dan pendidikan yang lebih rendah," tambahnya.
BACA JUGA:Olahraga Paling Mudah, Berapa Lama Durasi Jalan kaki yang Baik untuk Kesehatan?
BACA JUGA:7 Teh Penurun Berat Badan, Cocok Dijadikan untuk Diet Pelangsing!
Sejumlah studi sebelumnya menyatakan adanya perbedaan risiko penyakit tertentu antara si kaya dengan si miskin.
Penemuan studi-studi terdahulu hampir mirip dengan penemuan yang dihasilkan studi ini.
Namun, studi teranyar ini dianggap sebagai pionir dalam menemukan hubungan antara 19 penyakit umum di negara-negara dengan penghasilan tinggi.
Dengan adanya studi ini, kita dapat mengetahui bahwa prediksi risiko penyakit berdasarkan genetik juga bergantung pada latar belakang sosial ekonomi individu.
"Jadi meskipun informasi genetik kita tidak berubah sepanjang hidup, dampak genetika terhadap risiko penyakit berubah seiring bertambahnya usia atau perubahan kondisi kita," ujarnya.
Meskipun demikian, para peneliti menyatakan studi ini harus ditindaklanjuti dengan serangkaian studi lanjutan yang berhubungan.
Misalnya saja, studi yang mencari keterkaitan antara profesi tertentu dengan risiko penyakit tertentu.
Studi serupa juga seharusnya dilakukan di negara-negara berpenghasilan rendah.
"Studi kami hanya fokus pada warga keturunan Eropa, dan penting untuk melihat apakah studi ini juga menemukan hasil yang serupa jika dilakukan terhadap keturunan di negara berpenghasilan tinggi dan rendah," tegas dr. Hagenbeek.
"Tujuan dari studi ini adalah untuk mendukung upaya perawatan kesehatan yang personal, sehingga informasi genetik ini tidak bisa dipukul rata untuk semua orang," pungkasnya.
Para peneliti menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memahami sepenuhnya hubungan antara profesi tertentu dan risiko penyakit.