Peringkat Indonesia di ranking FIFA pun terus naik dan kini menempati 129.

Indonesia juga menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara yang berlaga di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

BACA JUGA:Calon Bek Timnas Indonesia Bikin Manchester United Tak Berkutik, Bahrain dan China Mestinya Gakkan Sulit

BACA JUGA:Bukan Mangkir, Ini Alasan Welber Jardim Tolak Panggilan Timnas Indonesia U-20

Itu semua merupakan dampak positif dari banyaknya pemain keturunan di Timnas Indoneisa. 

“Memang sekarang kita bisa lihat sendiri. Maksudnya masyarakat dan fan sepakbola Indonesia pada senang dan bahagia pastinya. Dengan adanya pemain-pemain naturalisasi mungkin bisa memosisikan diri kita di sini sekarang," kata Shin Tae-yong kepada awak media.  

"Mungkin kalau lebih naik lagi, pasti sepak bola Indonesia tidak mudah runtuh, gampang lawan siapa pun. Jadi, bisa saja ada yang bilang menyusahkan pemain-pemain lokal, tetapi tolong jangan ada yang salah sangka, kalau kita naik peringkat sampai 50 FIFA, mungkin sepak bola Indonesia tidak mudah runtuh seperti sebelum-sebelumnya," tuturnya.

STY meminta semua pihak untuk melihat yang lebih besar dengan adanya pemain naturalisasi ini.

"Jadi, tolong melihat yang besar, jangan yang kecil saja yang sekarang-sekarang ini," jelas pelatih asal Korea Selatan itu. 

 

Pro Kontra Naturalisasi 

Masifnya pemain naturalisasi yang memperkuat timnas Indonesia menimbulkan pro kontra di kalangan publik.  

Ada yang menyebut naturalisasi merupakan langkah tepat, tetapi di sisi lain menilai kurang bijak.  

Saat ini, timnas Indonesia tengah berjuang di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.  

Guna memperkuat kedalaman skuad, pemain yang bermain di luar negeri dan memiliki darah Indonesia dinaturalisasi sejak ronde kedua kualifikasi.