https://palpres.bacakoran.co/

Pilkada Serentak, Kata Mahasiswa S3 UIN Raden Fatah Jadi Ajang Pergulatan Sang Pemimpin dan Sang Pemimpi

Artikel berjudul “Pilkada Serentak: Ajang Pergulatan Sang Pemimpin dan Sang Pemimpi” ini ditulis oleh Soleman MPdI, Mahasiswa S3. UIN Raden Fatah Palembang.--kolase koranpalpres.com

Para calon Kepala Daerah itu sendiri dengan uraian diatas sudah tentu menjadi salah satu variabel utama yang mampu untuk mewujudkan sinkronisasi, keselerasan maupun keberhasilan sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.

Dengan demikian, kompetensi, kredibilitas, visi-misi para calon kandidat kepala Daerah tentunya dirasa sangat menentukan. 

BACA JUGA: Lewat Jalan Sehat, KPU Kota Pagaralam Sosialisasikan Pilkada Serentak 2024

BACA JUGA:DPT Kota Pagaralam untuk Pilkada Serentak Kota Pagaralam Berjumlah 107.916 Orang

Kepala daerah merupakan pengejawantahan sosok seorang pemimpin, oleh karenanya karakter kepemimpinan bisa menjadi salah satu penunjang kuat dalam mencapai keberhasilan sesuai ekspektasi yang diharapkan. 

Penguasaan dalam hal pemahaman sampai kepada bagaimana implementasi mengenai tugas-wewenang dan sinkronisasi sistem-sistem di atas tentunya menjadi syarat utama para calon kandidat kepala Daerah. 

Tegasnya para calon kandidat kepala Daerah sebagai calon Pemimpin haruslah memiliki kompetenssi manajerial pemerintahan yang baik, sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin daerah dapat memenuhi harapan dan keinginan rakyat yang sejalan dengan amanah konstitusi dan menjalankannya sesuai dengan regulasi perundang-undangan yang berlaku.

Namun fakta di lapangan, salah satu efek domino pemilihan langsung adalah adanya aktifitas kampanye untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas yang berimbas pada beragamnya cara yang dilakukan dalam berkampanye. 

BACA JUGA:Jelang Pilkada Serentak 2024, Ketua Bawaslu RI: Pelanggaran Netralitas ASN Rusak Kepercayaan Publik

BACA JUGA:Lawan Kotak Kosong! Ini Visi, Misi dan Program Panca-Ardani di Pilkada Serentak 2024

Salah satu contoh seperti adanya janji-janji ataupun visi-misi yang dilakukan para calon kandidat kepada rakyat sebagai konstituen, ataupun otokritik kebijakan kepada kepala daerah definitif yang sedang menjabat, sehingga menimbulkan citra bahwa ide-ide kampanye para calon kandidat terkesan akan memiliki kebijakan-kebijakan lebih baik daripada kebijakan Kepala daerah sebelumnya. 

Namun faktanya saat calon kandidat telah menang dan menjabat sebagai kepala daerah kebijakan-kebijakan yang dilakukan tidak lebih baik dengan kebijakan-kebijakan pendahulunya bahkan terkadang rakyat dibuat bingung karena terdapat banyak kasus ganti pemimpin ganti pula kebijakan.

Maka dari itu yang perlu menjadi catatan penting dalam Pilkada serentak nanti, diharapkan rakyat sebagai konstituen mampu jeli dan cerdas dalam memilih para calon kandidat Kepala daerah. 

Tegasnya bisa mengenali (meskipun dalam kacamata subjektif) manakah calon kandidat yang memiliki karakter seorang pemimpin dalam arti yang memiliki kompetensi manajerial mumpuni bukan terlena dengan seorang pemimpi yang hanya mengandalkan janji-janji kampanye, penuh dengan retorika dan kemampuan berorasi. 

BACA JUGA:Jaga Stabilitas dan Netralitas Dalam Pilkada Serentak 2024, Ini Pernyataan Kapolri

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan