Seperti Mars dan Venus, Bumi memiliki gunung berapi, pegunungan, dan lembah. Lautan global Bumi, yang meliputi hampir 70% permukaan planet ini, memiliki kedalaman rata-rata sekitar 2,5 mil (4 kilometer) dan berisi 97% air. 

BACA JUGA:15 Menit Menuju Surga: Nikmati Curup Embun Pagar Alam, Sumatera Selatan, Air Terjun Terindah di Bumi Besemah

Suasana

Di dekat permukaan, Bumi memiliki atmosfer yang terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas lain seperti argon, karbon dioksida, dan neon. Atmosfer memengaruhi iklim jangka panjang Bumi dan cuaca lokal jangka pendek serta melindungi kita dari sebagian besar radiasi berbahaya yang berasal dari Matahari. Atmosfer juga melindungi kita dari meteoroid, yang sebagian besar terbakar di atmosfer, terlihat sebagai meteor di langit malam, sebelum dapat menghantam permukaan sebagai meteorit.

Magnetosfer

Rotasi planet kita yang cepat dan inti nikel-besi cair menimbulkan medan magnet, yang diubah oleh angin matahari menjadi bentuk tetesan air mata di angkasa. (Angin matahari adalah aliran partikel bermuatan yang terus-menerus dikeluarkan dari Matahari.) 

Medan magnet adalah yang menyebabkan jarum kompas menunjuk ke Kutub Utara terlepas dari arah mana Anda berbelok. Namun, polaritas magnet Bumi dapat berubah, membalik arah medan magnet. 

BACA JUGA:Hijaukan Bumi Indonesia! Astra Motor Ajak Ratusan Siswa SMA Negeri di Bali Tanam 254 Bibit Mangga dan Kapuk

Catatan geologi memberi tahu para ilmuwan bahwa pembalikan magnet terjadi sekitar setiap 400.000 tahun rata-rata, tetapi waktunya sangat tidak teratur. Sejauh yang kami ketahui, pembalikan magnet seperti itu tidak menyebabkan kerusakan apa pun bagi kehidupan di Bumi, dan pembalikan sangat tidak mungkin terjadi setidaknya selama seribu tahun mendatang. Namun, ketika itu terjadi, jarum kompas kemungkinan akan menunjuk ke berbagai arah selama beberapa abad saat pergantian dilakukan. Dan setelah pergantian selesai, semuanya akan menunjuk ke selatan, bukan utara.