Sindir Situasi Politik Tanah Air, Pengamat Ade Indra: Rakyat Sengaja Dibodohi!

Reporter: M Iqbal |

Editor: M Iqbal |

Kamis , 09 Jan 2025 - 17:48

Carut-marut situasi sosial politik di tanah air saat ini mengundang keprihatinan banyak pihak, termasuk pengamat politik Ade Indra Chaniago.--kolase koranpalpres.com

"Inilah yang merusak situasi politik kita," tegasnya.

Dalam hal pengelolaan pajak, kata Ade, secara diam-diam sejumlah nilai akan diarahkan bagi kepentingan pribadi atau ke kelompok.

Lebih lanjut Ade menyindir beberapa kondisi sosial yang sangat akrab dengan kehidupan masyarakat.

Misalnya imbuh dia, biaya lampu penerangan jalan yang sejatinya sudah dialokasikan dari pajak penerangan.

Padahal ada alokasi pajak penerangan tetap yang sudah dianggarkan.

Hanya saja pajak dari rakyat ini menjadi mengundang pertanyaan kemana dialokasikannya.

“Kita dibuat tidak menyadari itu, kalau lampu penerangan jalan mati, kita berhak dan punya kewajiban untuk memprotes layanan buruk seperti itu, tapi ini tidak kita lakukan," cetusnya.

Selain pajak kendaraan bermotor, pajak tanah dan rumah penduduk, pajak usaha rumah makan, serta pajak lainnya dalam suasana sosial di daerah dan perkotaan, Ade juga menyinggung soal pajak perkebunan dan pajak pertambangan.

Karena menurut dia pajak perkebunan sawit, karet, dan tambang emas, batu bara, minyak, serta tambang bauksit bernilai miliaran itu luput dari perhatian publik.

“Negara kita ini kaya, lho! Tapi apakah kita ikut menikmati miliaran pajak perkebunan dan tambang?" tanya Ade.

sindir situasi politik tanah air, pengamat ade indra: rakyat sengaja dibodohi!                             palembang, koranpalpres.com – carut-marut situasi sosial politik di tanah air saat ini mengundang keprihatinan banyak pihak, termasuk pengamat politik ade indra chaniago.
ade menuturkan, akibat berkembangnya situasi politik yang tak kondusif seperti sekarang, berbuntut kepada situasi ekonomi dan sosial masyarakat.
"imbasnya sangat buruk, masyarakat kita seakan sengaja dibodohi untuk tetap tidak melek terhadap siatuasi politik terkini," singgung kandidat doktor di universitas indonesia ini saat dibincangi, kamis, 9 januari 2025.
akibat kesengajaan "membodohi" situasi sosial rakyat, maka mereka yang berada di lapisan bawah tetap tidak melek politik.
baca juga:dugaan politik uang meroket di pilgub sumsel, 4 pemateri diskusi relung forum beber fakta mengejutkan
baca juga:tolak praktik politik uang di pilkada serentak 2024! ini penjelasan kapolda sumsel dan sejumlah tokoh
dampak dari kebijakan politik seperti itu, rakyat kecil kurang memahami perkembangan situasi birokrasi yang sengaja "memelihara kebodohan" untuk masyarakat.
"ini sengaja dilakukan para politisi untuk menggaet suara rakyat ketika mereka maju ke arena politik, baik dalam pemilu anggota dewan, kepala daerah hingga ke pemilihan presiden," sentilnya.
sikap "politik busuk" seperti ini juga dilakukan oknum pejabat tinggi untuk menekan bawahannya. 
misalnya, kalau dia berniat untuk tampil dalam pemilihan kepala daerah, dengan cara halus meminta bawahannya jika masih mau duduk di jabatan sekarang ini, mereka harus mengusahakan strategi politis agar dia terpilih.
baca juga:wow! terjadi adu strategi antar konsultan politik nasional di pilkada muba, dari mana mereka?
baca juga:jangan tebang pilih! ksti desak bawaslu sumsel usut dugaan politik uang lewat pembagian sembako
menurut ade, jika terjadi indikasi seperti itu, maka situasi birokrasi secara politis akan rusak. 
pasalnya sambung ade, andaikan kembali menjabat, mereka akan mencari cara untuk mengembalikan uang miliaran rupiah yang sudah digunakan untuk "serangan pajar" saat awal mula pencalonannya. 
"inilah yang merusak situasi politik kita," tegasnya.
dalam hal pengelolaan pajak, kata ade, secara diam-diam sejumlah nilai akan diarahkan bagi kepentingan pribadi atau ke kelompok. 
baca juga:relung forum dan fjp sentil politik kotor memenangkan suara rakyat, kontestan pilkada kebakaran jenggot
baca juga:ikn bakal jadi pusat politik! begini tekad prabowo dalam 5 tahun ke depan
lebih lanjut ade menyindir beberapa kondisi sosial yang sangat akrab dengan kehidupan masyarakat.
misalnya imbuh dia, biaya lampu penerangan jalan yang sejatinya sudah dialokasikan dari pajak penerangan. 
padahal ada alokasi pajak penerangan tetap yang sudah dianggarkan. 
hanya saja pajak dari rakyat ini menjadi mengundang pertanyaan kemana dialokasikannya.
baca juga:mahasiswa universitas andalas ini sindir habis-habisan realita rekrutmen partai politik di indonesia
baca juga:sudahkah partisipasi politik digital di indonesia berjalan baik? ini kata mahasiswa universitas andalas
“kita dibuat tidak menyadari itu, kalau lampu penerangan jalan mati, kita berhak dan punya kewajiban untuk memprotes layanan buruk seperti itu, tapi ini tidak kita lakukan," cetusnya.
selain pajak kendaraan bermotor, pajak tanah dan rumah penduduk, pajak usaha rumah makan, serta pajak lainnya dalam suasana sosial di daerah dan perkotaan, ade juga menyinggung soal pajak perkebunan dan pajak pertambangan.
karena menurut dia pajak perkebunan sawit, karet, dan tambang emas, batu bara, minyak, serta tambang bauksit bernilai miliaran itu luput dari perhatian publik. 
“negara kita ini kaya, lho! tapi apakah kita ikut menikmati miliaran pajak perkebunan dan tambang?" tanya ade.
baca juga:stop money politics! mahasiswa universitas andalas ini dorong pendidikan politik bagi pemilih pemula
baca juga:banyaknya tantangan dan peluang sosialisasi politik di kalangan gen z, ini kata mahasiswa universitas andalas
makanya tidak heran andaikan seluas mata memandang hutan-hutan yang ada di hadapan mata terjadi kerusakan. 
"bahkan ada korupsi tambang timah yang terjadi baru-baru ini, benar-benar mengejutkan semua pihak," pungkasnya.