Adakan Kegiatan P5, SMAN 3 Pagaralam Dorong Kreativitas Siswa

Gebyar P5 di SMAN 3 Pagaralam-istimewa-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Sebagai upaya meningkatkan kualitas pengetahuan serta mendorong kreativitas siswa, SMA Negeri 3 Pagar Alam menggelar Gebyar P5.

Gebyar P5 ini merupakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang ada sejak kurikulum merdeka ada.

Ini sebuah kegiatan kurikuler yang berfokus pada pendekatan projek untuk memperkuat upaya  mencapai kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Dalam Gebyar P5 kali ini, SMA Negeri 3 Pagaralam menggelar beragam kegiatan. Beberapa di antaranya seperti  Sosialisasi Anti Bullying, membuat makanan khas Besemah, dan In House Training (IHT), sebuah pelatihan internal sekolah untuk meningkatkan kompetensi Pendidik dan Tenaga Pendidikan.

BACA JUGA:Presiden Tekankan Pendidikan Harus Sesuai dengan Kebutuhan Masa Kini dan Masa Depan

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 3 Pagaralam Siti Gadis Pertiwi, S,Pd. M.Pd. bersama Wakil Kepala Sekolah Bidang  Kesiswaan Bambang Utoro, S.Pd. M. Pd, dan Waka Kurikulum Eko Prianto, S. Pd.M.Pd. mengatakan, tuntutan Kurikulum Merdeka mengharuskan sekolah mendorong kepada seluruh siswanya agar memiliki bibit kreativitas.

Karena hal ini merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh siswa dalam menyongsong masa depan.

"Melalui kegiatan ini, para siswa juga mendapatkan banyak pengetahuan dan keterampilan. Mereka menjadi tahu tentang 'Kearifan Lokal Pembuatan Makanan Khas Besemah' yang langsung dipamerkan," bebernya.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Pagaralam Audi Syawal, S.Pd. M.Pd. melalui kegiatan  ini ia mengharapkan agar para siswa dapat menumbuhkan kesadaran cinta tanah air, toleransi, saling menghargai, kebersamaan, tanggung jawab, dan kerja sama.

BACA JUGA:MIN 1 Pagaralam Perkuat Pendidikan Agama, Terutama Untuk Ini

“Alhamdulillah, kami bersyukur rangkaian kegiatan Gebyar P5 di SMA Negeri 3 telah selesai dilaksanakan. Para siswa dan guru sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan untuk mendukung penerapan Kurikulum Merdeka,”pungkasnya.

Mengutip  dari Panduan P5 dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), P5 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk "mengalami pengetahuan".

Hal itu  menjadi proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

Melalui berbagai kegiatan P5, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting di sekitarnya.

BACA JUGA:Digelar Februari 2024, Ujian Akhir Nasional Pendidikan Diniyah Formal Berbasis CBT

Isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi harus dipelajari dengan seksama.

Dengan demikian peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab permasalahan seputar isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.

Pelaksanaan P5 ini dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaannya.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini memang dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajarannya tidak serta merta dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.

BACA JUGA:3 Faktor Penting Wajib Ada di Dunia Pendidikan, Kalau Mau Gapai Indonesia Emas 2045, Apa Saja?

Satuan pendidikan bisa saja melibatkan masyarakat  atau dunia kerja. Ini semua agar banyak pihak terlibat dalam merancang dan menyelenggarakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kurikulum Merdeka yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Februari 2022 menimbulkan banyak pro-kontra.

Kurikulum Merdeka memberi kesempatan para murid untuk belajar tentang hal-hal yang dekat dengan kesehariannya (muatan lokal), seperti lingkungan alam di sekitarnya melalui pembelajaran lintas disiplin ilmu, yang tidak terakomodasi oleh mata pelajaran nasional.

Tetapi kurikulum ini banyak menimbulkan kebingungan di kalangan orang tua atau wali murid.

“Saya bingung ini sebenarnya konsepnya seperti apa. Pelajaran lintas disiplin ilmu tetapi kalau ada PR kayaknya malah seperti pelajaran prakarya,” kata salah seorang orang tua murid di Pagaralam.

Semoga saja ke depan kurikulum yang ada di sekolah-sekolah dapat tetap memakai kurikulum yang tetap dan tidak berganti terus. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan