Waspada Bahaya Narkoba Menghantui Kampus, Mahasiswa Universitas Andalas Tawarkan Solusi Pencegahan

Reporter: M Iqbal |

Editor: M Iqbal |

Selasa , 17 Jun 2025 - 09:21

Artikel berjudul "Kampus dan Ancaman yang Menghantui: Salah Langkah Remaja dan Bahaya Narkoba di Lingkungan Mahasiswa" ini disusun oleh Givani Khairunisa, Rania Rafeyfa Asyla, Tasya Nandita Aksa, Prima Gemika Elajerho (Kelompok 4 MKWK Bahasa Indonesia, Un--freepik

KORANPALPRES.COM - Fenomena kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus merupakan isu krusial yang sering kali luput dari perhatian serius.

Kampus, yang idealnya menjadi ruang aman untuk pertumbuhan intelektual dan pembentukan karakter, juga dapat menjadi tempat rawan bagi berkembangnya perilaku menyimpang akibat tekanan psikologis, sosial, maupun akademik.

Melalui survei terhadap 19 mahasiswa Universitas Andalas, ditemukan bahwa meskipun seluruh responden tidak pernah menggunakan atau ditawari narkoba.

Sebagian kecil (5,3%) mengaku memiliki teman yang pernah menggunakannya.

Hasil ini menunjukkan bahwa kasus narkoba bukanlah mitos di lingkungan pendidikan tinggi.

Artikel ini mengkaji peran kampus dalam pencegahan narkoba serta urgensi pendekatan yang lebih manusiawi dan kolaboratif dalam menangani masalah tersebut.

Pendahuluan

Masa kuliah adalah fase transisi penting dalam kehidupan seseorang—dari remaja menuju kedewasaan.

Fase ini tidak hanya diwarnai dengan pencarian identitas diri, tetapi juga dengan berbagai tantangan sosial dan akademik.

Di tengah pencarian jati diri, banyak mahasiswa rentan terhadap pengaruh negatif lingkungan, termasuk penyalahgunaan narkoba.

waspada bahaya narkoba menghantui kampus, mahasiswa universitas andalas tawarkan solusi pencegahan                            artikel berjudul "kampus dan ancaman yang menghantui: salah langkah remaja dan bahaya narkoba di lingkungan mahasiswa" ini disusun oleh givani khairunisa, rania rafeyfa asyla, tasya nandita aksa, prima gemika elajerho (kelompok 4 mkwk bahasa indonesia, universitas andalas)
koranpalpres.com - fenomena kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus merupakan isu krusial yang sering kali luput dari perhatian serius.
kampus, yang idealnya menjadi ruang aman untuk pertumbuhan intelektual dan pembentukan karakter, juga dapat menjadi tempat rawan bagi berkembangnya perilaku menyimpang akibat tekanan psikologis, sosial, maupun akademik.
melalui survei terhadap 19 mahasiswa universitas andalas, ditemukan bahwa meskipun seluruh responden tidak pernah menggunakan atau ditawari narkoba.
baca juga:mahasiswa universitas andalas soroti tambang nikel di raja ampat, sentil aspek lingkungan hingga pemerintah
baca juga:konstitusi dalam cengkeraman politik, mahasiswa universitas andalas sindir pilpres 2024
sebagian kecil (5,3%) mengaku memiliki teman yang pernah menggunakannya.
hasil ini menunjukkan bahwa kasus narkoba bukanlah mitos di lingkungan pendidikan tinggi.
artikel ini mengkaji peran kampus dalam pencegahan narkoba serta urgensi pendekatan yang lebih manusiawi dan kolaboratif dalam menangani masalah tersebut.
pendahuluan
baca juga:kampus bukan tempat pelecehan seksual, mahasiswi universitas andalas sebut hukum harus berpihak pada korban
baca juga:mahasiswi universitas andalas optimis sosialisasi mampu meningkatkan kesadaran politik perempuan 
masa kuliah adalah fase transisi penting dalam kehidupan seseorang—dari remaja menuju kedewasaan.
fase ini tidak hanya diwarnai dengan pencarian identitas diri, tetapi juga dengan berbagai tantangan sosial dan akademik.
di tengah pencarian jati diri, banyak mahasiswa rentan terhadap pengaruh negatif lingkungan, termasuk penyalahgunaan narkoba.
kampus seharusnya menjadi tempat yang mendukung pertumbuhan intelektual dan emosional.
baca juga:orang kecil sering dikorbankan, mahasiswa universitas andalas kritik penegakan hukum di indonesia 
baca juga:data pribadi bocor dengan mudah, mahasiswa universitas andalas beber 3 hal penting untuk dilakukan
namun, tekanan akademik, pergaulan bebas, dan lemahnya sistem pendukung sering kali menjadikan kampus sebagai titik rawan bagi berkembangnya perilaku menyimpang.
oleh karena itu, perlu adanya kajian dan refleksi mengenai bagaimana kampus menghadapi isu ini secara komprehensif.
tinjauan pustaka
menurut teori differential association oleh edwin sutherland, perilaku menyimpang seperti penggunaan narkoba tidak terjadi secara spontan, melainkan dipelajari dari lingkungan sosial yang permisif.
baca juga:chatgpt dan masa depan pendidikan, ini pernyataan menohok mahasiswi universitas andalas
baca juga:mahasiswi universitas andalas kritisi kekerasan di kampus, berbungkus kata 'mental baja'
hal ini diperkuat oleh social learning theory (bandura) yang menegaskan bahwa perilaku devian ditiru dari orang-orang di sekitar, terutama ketika perilaku tersebut tidak mendapat sanksi sosial yang berarti.
marcello & hasan (2024) menjelaskan bahwa penyebab utama penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja berasal dari tekanan lingkungan, masalah keluarga, dan minimnya edukasi.
sementara itu, setyawan (2018) menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai benteng utama dalam pencegahan penyimpangan perilaku mahasiswa.
metode
baca juga:bukan hanya gelar atau jabatan, mahasiswi universitas andalas sebut integritas jadi syarat utama memimpin
baca juga:undang banyak tanya, mahasiswi universitas andalas kritik pengesahan ruu tni oleh dpr ri
penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan survei. instrumen penelitian berupa kuesioner disebarkan kepada 19 mahasiswa aktif dari berbagai fakultas di universitas andalas.
pertanyaan difokuskan pada pengetahuan, pengalaman, dan sikap mahasiswa terhadap isu narkoba.
hasil dan pembahasan
1. tingkat paparan dan sikap mahasiswa
baca juga:bukan sekadar keluhan emosional sesaat! mahasiswa universitas andalas sebut overthinking musuh dalam selimut
baca juga:mahasiswa universitas andalas gandeng bundo kanduang, soroti fenomena glass ceiling versus matrilineal minang
seluruh responden menyatakan belum pernah menggunakan atau ditawari narkoba.
namun, 5,3% mengaku memiliki teman yang pernah menggunakan narkoba.
meskipun jumlah ini kecil, temuan tersebut menunjukkan bahwa narkoba tetap eksis di sekitar lingkungan kampus.
dalam hal pengetahuan, 52,6% responden merasa cukup mengenal narkoba, tetapi hanya 5,3% yang mengaku memahami dampaknya secara mendalam.
baca juga:sumber daya alam melimpah, mahasiswa universitas andalas heran kok indonesia nomor 4 termiskin di dunia
baca juga:mahasiswa universitas andalas kecam tingginya ukt kuliah bebani mahasiswa, ini dampak buruknya!
ini menandakan adanya kesenjangan dalam kualitas edukasi yang diterima mahasiswa.
sikap mahasiswa terhadap teman yang terlibat narkoba menunjukkan empati dan tanggung jawab sosial: 68,4% memilih untuk menasihati, sementara 31,6% memilih melapor ke pihak kampus.
tidak ada responden yang memilih bersikap pasif atau diam.
2. peran kampus dalam edukasi dan pencegahan
baca juga:mahasiswa universitas andalas sebut pilkada di pasaman: ujian nyata bagi hukum dan demokrasi kita, nah loh!
baca juga:bukan sekadar formalitas, mahasiswa universitas andalas sebut loyalitas kadang bikin kita angkat alis
sebanyak 84,2% mahasiswa pernah mendapat penyuluhan tentang bahaya narkoba melalui kegiatan kampus.
namun, 15,8% belum pernah mendapatkan informasi semacam itu.
ketimpangan ini menunjukkan bahwa program edukasi kampus belum menjangkau semua lapisan mahasiswa.
mahasiswa menyampaikan harapan agar kampus:
baca juga:mahasiswa universitas andalas sosialisasi pentingnya politik bagi perempuan pada anggota pkk kecamatan pauh 
baca juga:bukan hanya soal perayaan, mahasiswi universitas andalas pertanyakan generasi emas 2045, antara ada dan ilusi
a. menyediakan layanan konseling psikologis yang ramah dan mudah diakses.
b. menyelenggarakan penyuluhan yang tidak bersifat seremonial.
c. membangun kerja sama nyata dengan lembaga eksternal seperti bnn.
d. mendorong kegiatan positif yang menyalurkan potensi mahasiswa.
baca juga:kritik tajam mahasiswi universitas andalas terhadap perguruan tinggi negeri bak menara gading yang kian mahal
baca juga:jangan kebablasan! mahasiswa universitas andalas kritisi dilema etis dalam organisasi berbasis ai
3. dari pencegahan ke budaya sehat
poster dan larangan belum cukup.
mahasiswa membutuhkan ruang aman untuk berekspresi, bercerita, dan menyelesaikan masalah.
kegiatan seperti olahraga, organisasi, dan diskusi lintas isu menjadi sarana penting untuk membentuk karakter mahasiswa secara holistik.
baca juga:mahasiswa fisip universitas andalas edukasi kesadaran kesetaraan gender dalam politik di sman 3 batusangkar
baca juga:mahasiswa universitas andalas endus campur tangan asing dalam aksi demonstrasi penolakan ruu tni, benarkah?
kesimpulan
penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa universitas andalas belum menjadi fenomena masif, tetapi potensi ancamannya tetap nyata.
kesadaran mahasiswa sudah tumbuh, namun edukasi yang mendalam masih perlu ditingkatkan.
kampus memiliki peran krusial, bukan hanya dalam menyampaikan larangan.
baca juga:menganalisa amnesti untuk para tokoh separatis papua, ini komentar mahasiswa universitas andalas
baca juga:hukum terkekang politik, mahasiswa universitas andalas sindir putusan mk soal usia minimal capres dan cawapres
tetapi dalam membentuk ekosistem yang sehat, suportif, dan merangkul mahasiswa yang sedang menghadapi tekanan hidup.
kebijakan pencegahan yang hanya berfokus pada sanksi harus diimbangi dengan pendekatan manusiawi.
sebab di balik setiap penyimpangan, ada manusia yang sedang berjuang.