Terjebak Pinjaman Kelompok, Warga OKU Timur Konflik Gara-Gara Bank Mekar
Terjebak Pinjaman Kelompok, Warga OKU Timur Konflik Gara-Gara Bank Mekar--bacakoranpalpres
MARTAPURA, KORANPALPRES.COM — Keberadaan bank keliling, khususnya Bank Mekar, mulai menuai keluhan serius dari masyarakat Kabupaten OKU Timur.
Warga menilai sistem penagihan yang dilakukan cenderung memaksa, tanpa memberi ruang tenggang waktu, bahkan dinilai sebagai pemicu keributan antarwarga di lingkungan peminjam.
Bank Mekar dan lembaga sejenis seperti MBK, yang mengklaim sebagai koperasi pemberi pinjaman usaha mikro, disebut-sebut telah menyebar luas hingga ke pelosok desa.
Bahkan, mereka kerap berkumpul di rumah-rumah calon nasabah tanpa seizin pemerintah desa maupun kecamatan.
BACA JUGA:Polsek Tanjung Batu Ungkap Kasus Penodongan Karyawan Bank Mekar, Pelakunya Masih Remaja
BACA JUGA:Fokus pada Kesejahteraan, Bupati OKU Timur Tekankan OPD Jalankan Program yang Menyentuh Masyarakat
“Petugas bank sering datang langsung ke rumah, dan menagih secara memaksa. Kalau tidak dibayar, walau kurang seribu rupiah pun, mereka tidak mau pergi,” keluh Lai, salah satu warga Martapura yang juga menjadi nasabah Bank Mekar, Senin (1/7/2025).
Ia mengaku, banyak warga terjebak dalam pola pinjaman gali lubang tutup lubang.
"Kami minta tempo, malah disuruh pinjam ke tetangga. Tekanan itu membuat kami stres, bahkan sampai ribut dengan tetangga sesama anggota kelompok pinjaman," ujarnya.
Camat Martapura, Harlius Sos, M.M., membenarkan bahwa kehadiran Bank Mekar tidak pernah mengajukan izin resmi.
BACA JUGA:Hadiri Rakon dan Rakerda Dekranasda, Ketua TP PKK OKU Timur Dorong Aksi Nyata di Daerah
BACA JUGA:Kenang Jasa Pahlawan, Kapolres OKU Timur Gelar Ziarah dan Tabur Bunga di TMP Juray Komering Sakti
Ia juga mengungkapkan bahwa sudah banyak pengaduan masuk dari masyarakat yang resah akibat metode penagihan dan sistem tanggung renteng dalam kelompok.
“Kalau satu anggota kelompok tidak bisa membayar, seluruh kelompok harus menanggung. Ini seringkali jadi penyebab konflik antarwarga. Bahkan ada yang kabur karena tidak sanggup bayar,” kata Harlius.
Senada, Kepala Desa Kota Baru Selatan, Sarno, menegaskan bahwa bank keliling tersebut masuk begitu saja ke desanya tanpa koordinasi.
Ia khawatir aktivitas mereka hanya memanfaatkan kondisi ekonomi warga yang sedang sulit.
BACA JUGA:Lembaga Adat OKU Timur Anugerahkan Gelar Komering untuk Dandim 0403/OKU, Begini Maknanya
BACA JUGA:Buka Turnamen Bandar Jaya Cup, Wabup OKU Timur Ingatkan Pemain Junjung Sportivitas
“Mereka menjanjikan pinjaman tanpa jaminan dan syarat mudah, tapi sistem penagihan dan bunganya membebani. Warga yang tergiur, akhirnya terjebak dan malah memicu pertengkaran,” tegasnya.
Dengan makin maraknya praktik pinjaman berbunga tinggi yang mengarah pada tekanan sosial, warga meminta Pemkab OKU Timur dan lembaga terkait untuk segera menertibkan aktivitas bank keliling ini.
Mereka berharap regulasi dan pengawasan diperketat agar masyarakat tidak terus menjadi korban praktik keuangan yang tak sehat.
"Kalau dibiarkan, ini bisa jadi masalah sosial besar. Kami minta pemerintah turun tangan," pungkas Lai.