Bupati Empat Lawang Segera Tuntaskan Konflik Warga dengan PT ELAP, Ini Ujar Dia
Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad Segera Tuntaskan Konflik Warga dengan PT ELAP, Ini Ujar Dia-ANDIKA REL FOR PALPRES-
EMPAT LAWANG, KORANPALPRES.COM - Bupati Empat Lawang, DR H.Joncik Muhammad SSi SH MM MH menegaskan, keinginannya agar konflik antara petani plasma dan PT Empat Lawang Agro Perkasa/Karya Kencana Sentosa TigaPratama (ELAP/KKST) di Pendopo segera menemukan titik akhir.
Ia menyayangkan, sikap perusahaan yang tidak mengindahkan saran dari pemerintah daerah.
Menurut Joncik, pemerintah kabupaten lebih memahami akar permasalahan di lapangan sehingga mampu memberikan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
“Kami berharap masalah ini bisa selesai. Pemerintah daerah lebih tahu kondisi di bawah, apa akar permasalahannya. Kalau perusahaan mau mendengarkan, saya yakin investor akan nyaman menjalankan usahanya,” tegasnya, baru-baru ini.
BACA JUGA:Bupati Empat Lawang Tinjau Komplek Perkantoran, Ada Apa Ya
BACA JUGA:Bupati Empat Lawang Terima Kendaraan Operasional Air Bersih, Bisa Jangkau ke Pelosok
Bupati menilai, sikap abai perusahaan terhadap masukan pemerintah justru memperlambat penyelesaian konflik yang telah berlangsung lama.
Pemkab Empat Lawang, lanjutnya, selalu berkomitmen mencari solusi win-win yang tidak hanya menguntungkan investor, tetapi juga melindungi hak-hak petani plasma.
Dalam pernyataannya, Joncik juga menyinggung program sertifikat hak kebun plasma yang telah diberikan pada periode pertamanya memimpin.
Namun, ia mengakui masih ada ketidakberesan pada sistem bagi hasil.
BACA JUGA:SELAMAT! Bupati Empat Lawang Pimpin Kagegama Periode 2025-2029
BACA JUGA:Bupati Empat Lawang didampingi Ketua TP PKK Saksikan Pawai Pembangunan, Ini Ucapnya
Saat ini, petani plasma hanya menerima sekitar Rp 50 ribu per bulan dari kebun yang seharusnya menjadi sumber penghidupan.
"Selain itu, legalitas PT ELAP/KKST yang hingga kini belum mengantongi Hak Guna Usaha (HGU) meski izin awal diberikan sejak tahun 2007. Kondisi tersebut dinilai sebagai salah satu pemicu konflik agraria di daerah," terangnya.