Solusi Inovatif bagi Penyandang Tuna Rungu, Dosen FMIPA Unsri Bangun Aplikasi Bicara Pintar Berbasis AI
Tim Dosen dari FMIPA Unsri dan Universias Muhammadiyah Palembang menghadirkan solusi inovatif berbasis AI bagi penyandang tuna rungu. --
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Tim Dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sriwijaya (Unsri) berinisiatif menghadirkan sebuah solusi inovatif berbasis teknologi bagi penyandang tuna rungu.
Solusi inovatif berupa aplikasi Pintar Berbasis AI yang luar biasa bermanfaat itu lahir dengan berkolaborasi bareng dosen dari Universias Muhammadiyah Palembang.
Lahirnya solusi inovatif ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa komunikasi adalah jantung dari kehidupan manusia.
Hanya saja, bagi penyandang tuna rungu, berbicara dan memahami percakapan sehari-hari sering kali menjadi tantangan besar.
BACA JUGA:Tak Sia-Sia! Perjuangan Pelukis Tuna Rungu Ini Diapresiasi Pj Gubernur Sumsel
BACA JUGA:Inilah Upaya Canggih Unsri dalam Membantu Pembudidaya Ikan Memantau Kualitas Air Secara Otomatis
Keterbatasan itu bukan hanya berdampak pada kehidupan sosial, melainkan juga dunia pendidikan dan pekerjaan.
Ketua Tim Dosen FMIPA Unsri, DR Anita Desiani mengungkapkan, aplikasi yang dibangun dan diberi nama “Bicara Pintar” ini dikembangkan untuk menjembatani komunikasi antara masyarakat umum dengan penyandang tuna rungu.
Dengan memanfaatkan teknologi pengenalan suara dan kecerdasan buatan, aplikasi ini mampu mengubah ucapan menjadi teks secara real-time.
Lebih jauh lagi kata DR Anita, aplikasi ini menghadirkan tampilan visual yang mudah dipahami sehingga komunikasi dapat berlangsung lancar dan praktis.
BACA JUGA:Wah! Sentuhan Teknologi Tim Pengabdian Unsri Ini Jadi Cara Baru Perkenalkan Kue Basah Khas Palembang
BACA JUGA:FISIP Unsri Kembali Gelar Konferensi Internasional Bahas Peran Strategis Institusi Sosial Politik
Menurut DR Anita, ide untuk membangun aplikasi ini lahir dari pengalaman pribadi ketika berinteraksi dengan penyandang tuna rungu.
Di mana perbedaan berkomunikasi penyandang tuna rungu yang menggunakan bahasa isyarat mengakibatkan terhambatnya proses belajar dan komunikasi orang sekitar.