https://palpres.bacakoran.co/

Belajar Bersama di Museum: Aesan Gede dan Paksangko, Busana Agung Sumsel yang Bertahan di Tengah Arus Zaman

Belajar Bersama di Museum: Aesan Gede dan Paksangko, Busana Agung Sumsel yang Bertahan di Tengah Arus Zaman-Foto: Sri Devi-koranpalpres.com

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-41 Museum Negeri Sumatera Selatan “Balaputra Dewa”, menggelar kegiatan edukatif bertajuk Belajar Bersama di Museum.

Dengan tema “Merangkai Pakaian Pengantin Tradisional Sumatera Selatan: Aesan Gede dan Paksangko Bertahan di Tengah Arus Zaman.”

Acara ini menjadi wujud nyata upaya pelestarian budaya lokal, khususnya dalam mengenalkan kembali kekayaan busana adat yang menjadi simbol kemegahan, status sosial, dan filosofi kehidupan masyarakat Palembang tempo dulu.

Dalam sesi pemaparan sejarah, Drs. RM Ali Hanafiah, M.M, menjelaskan asal-usul dan makna filosofis dari dua busana pengantin ikonik Sumatera Selatan ini.

BACA JUGA:Warga Sungsang Hibahkan Teko Berusia 100 Tahun ke Museum Negeri Sumsel: Bentuk Cinta terhadap Warisan Leluhur

BACA JUGA:Dekatkan Sejarah ke Warga, Museum Negeri Sumatera Selatan Gelar Sosialisasi Museum Masuk Desa di Sungsang III

Kebudayaan Palembang tidak bisa dilepaskan dari jejak panjang sejarah kerajaannya lanjutnya, mulai dari masa gemilang Sriwijaya, kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam, hingga dinamika di era kemerdekaan. 

Di setiap masa, warisan budaya itu terus hidup dan beradaptasi. Apa yang dahulu hanya ada di lingkungan keraton, perlahan menyebar ke masyarakat, menjelma menjadi bagian dari identitas warga Palembang.

"Dari sinilah berbagai tradisi lahir dan bertahan, termasuk busana pengantin adat seperti Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Kedua busana ini bukan sekadar pakaian indah, tetapi juga simbol kehormatan dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Melayu Palembang yang terus berkembang mengikuti zaman, tanpa meninggalkan akar tradisi,"jelasnya.

Kini, di tengah modernisasi, masih ada sejumlah pelestari budaya yang berusaha mengembalikan kejayaan “Aesan” masa lalu. 

BACA JUGA:Bukan Sekedar Tempat Benda Kuno! Ini 7 Museum Unik di Indonesia yang Menyimpan Cerita Aneh dan Menakjubkan

BACA JUGA:Museum Negeri Sumsel Kedatangan 2 Perwira Tinggi TNI, Siap Sambut Kunjungan Tamu Istimewa, Siapa Kira-Kira?

"Meski ada penyesuaian, seperti pengantin perempuan yang berhijab atau pengantin laki-laki yang mengenakan busana bergaya Islami, esensi budaya itu tetap terjaga,"tambahnya.

Menurutnya, Aesan Gede dan Aesan Paksangko bukan sekadar pakaian, melainkan representasi dari tatanan budaya, keanggunan, serta nilai spiritual yang mengakar pada masyarakat Palembang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan