PLN Memperkuat Jalur Menuju Pasar Karbon Global Melalui Investasi Transisi Energi
PLN siap menjadi katalisator pasar karbon dengan memperkuat jalur investasi transisi energi--Ist
“Indonesia sebenarnya telah mulai mengembangkan kebijakan pasar karbon internasional dengan memperkenalkan perjanjian bilateral dengan beberapa negara mitra, salah satunya adalah Norwegia,” jelas Wahyu.
Wahyu menambahkan bahwa penguatan integritas pasar karbon menjadi prioritas nasional, terutama dalam mendorong pemahaman lintas sektor, kesiapan infrastruktur, serta peningkatan kapasitas tata kelola.
BACA JUGA:PLN Sambut Positif Langkah BSN Tetapkan SNI FABA untuk Dukung Pertanian Produktif dan Berkelanjutan
BACA JUGA:PLN Jalin Sinergi Strategis dengan Kejati Sumsel, Perkuat Tata Kelola dan Kepatuhan Hukum
Ia menegaskan bahwa aspek teknologi, transparansi, dan akuntabilitas pasar menjadi faktor kunci untuk memastikan kredibilitas Indonesia dalam perdagangan karbon global.
Direktur Teknologi, Engineering dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun ekosistem karbon yang kuat.
Untuk itu PLN siap menjadi katalisator pasar karbon.
Pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, PLN menargetkan penambahan 52,9 GW energi terbarukan termasuk baseload, variable energy, dan energy storage system.
BACA JUGA:PLN Electric Run 2025 Sukses Digelar, Jadi Event Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BACA JUGA:PLN Electric Run 2025 Digelar, Ajak Ribuan Pelari Gaungkan Transisi Energi
Potensi ekspansi energi terbarukan PLN mampu menghasilkan hingga 250 juta ton green attribute.
Ini bukan hanya pemenuhan regulasi, tetapi peluang nyata menciptakan nilai ekonomi hijau dan mempercepat transisi energi nasional.
“PLN siap menjadi katalisator dalam memastikan pasar karbon berjalan kredibel,” ujar Evy.
PLN memastikan setiap penerbitan carbon credit memenuhi standar global sesuai prinsip kunci dari high-integrity carbon.
BACA JUGA:PLN Berhasil Operasikan SKLT dan SKTT 150 kV Sumatera-Bangka Line #2