Evermos Merilis Sustainability Report Pertamanya dengan Tema ‘Fostering Local Culture’
Evermos Merilis Sustainability Report Pertamanya dengan Tema ‘Fostering Local Culture’-Evermos-doc
BANDUNG - Evermos Merilis Sustainability Report Pertamanya dengan Tema ‘Fostering Local Culture’.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah lama menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhannya dan memainkan peran penting dalam mengatasi pengangguran.
Data terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari 62 juta bisnis beroperasi di Indonesia, dengan 99% dikategorikan sebagai bisnis skala mikro.
Bidang usaha ini yang secara signifikan mempekerjakan jutaan orang Indonesia, memberikan peluang kerja yang membantu mengatasi masalah pengangguran di Indonesia, seperti yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) kini berjumlah lebih dari 8,4 juta orang.
BACA JUGA:ZTE Membangun ‘Digitalisasi Pita Lebar yang Berkembang Pesat’ di Ajang Broadband User Congress 2023
BACA JUGA:FIFGROUP Mendukung Honda Bikers Day 2023 di Malang
Namun demikian, UKM itu sendiri menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Evermos, salah satu pemimpin terkemuka di industri connected commerce di Indonesia, telah meluncurkan Sustainability Report pertamanya dengan tema "Fostering Local Culture".
Melalui risetnya, laporan ini menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi oleh UKM dan calon entrepreneur, termasuk masalah seperti ukuran bisnis, lokasi bisnis yang terpencil, kurangnya pengalaman manajerial, keterbatasan modal awal, dan akses terhadap pasar yang terbatas.
Evermos telah berkomitmen untuk memberikan layanan dan pelatihan yang diperlukan guna aktif mendukung pertumbuhan UKM di Indonesia, memperkuat rantai nilai UKM, dan memajukan kewirausahaan secara umum.
BACA JUGA:Vietjet Ciptakan Sejarah Lewat Kedatangan Pesawat ke-101 di Ho Chi Minh City
Laporan ini disusun dengan cermat melalui penilaian lapangan yang luas terhadap ekosistem rantai nilai Evermos, dengan fokus utama pada para resellers dan UKM lokal sepanjang tahun 2022.
Laporan ini merujuk pada GRI (Global Reporting Initiative), sebuah kerangka kerja yang luas digunakan untuk pelaporan keberlanjutan, serta Prinsip Pemberdayaan Wanita UN Women's WEPS.