10 Makam Puyang Di Desa Burai Nyaris Hilang, Nomor 3 Masih Sering Diziarahi?
Desa kecil yang mayoritas masyarakatnya petani ternyata menyimpan beragam peninggalan sejarah dn makam tua masa zaman kerajaan Sriwijaya.-Foto: sc internet/-palpres
PALEMBANG – Desa Burai yang terletak di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir (OI) ini tak jauh dan 1 jam dari Kota Palembang.
Desa kecil yang mayoritas masyarakatnya petani ternyata menyimpan beragam peninggalan sejarah dan makam tua masa zaman kerajaan Sriwijaya.
Salah satunya adalah pemakaman tua yang sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka.
Dahulu, untuk sampai ke Desa Burai hanya bisa dilalui dengan tansportasi air seperti tongkang dan perahu.
BACA JUGA:Mengulik 3 Versi Asal Usul Nama Desa Burai Ogan Ilir, Nomor 2 Terbukti Dapat Dipercaya
Namun seiring dengan pemerataan pembangunan di wilayah OI, desa tersebut kini dapat dilalui menggunakan jalur darat.
Bahkan, saat ini bisa jalur alternatif dari perkantoran terpadu dan ibukota kecamatan Tanjung Batu sekitar dengan jarak tempuh 15 KM.
Menurut cerita nama Desa Burai diambil dari kata “Bumi Raja-Raja Islam” dimana pada zaman dahulu banyak perantuan dari Bangsa Arab, Bangsa Minang dan Bangsa Komering.
Mereka datang untuk berdagang, ataupun pelarian dan menetap di desa tersebut hingga beranak pinak.
BACA JUGA:Cerita Desa Burai Ogan Ilir Dan Fakta Asal Usulnya, Ternyata Menyimpan Banyak Misteri?
Masyarakat setempat percaya kuburan kuburan tua itu telah ada sejak nenek moyang masyarakat Desa Burai belum menempati yang notabene nya daerah perarairan dan berbukit.
Bahkan tercatat ada delapan makam tua di Desa Burai namun makam yang terkenal dan sering didatangi peziarah dari luar kota makam Puyang Si Darah Putih dan Makam Tuan Sait yang konon bermarga Komering.
Makam Puyang Tuan Tait seringkali dikunjungi oleh marga Komering yang berhajat datang untuk melihat makam puyang meraka.
Lain halnya dengan makam Sang Darah Putih yang dipercaya oleh masyarakat setempat darahnya berwarna putih.
- Tag
- Share
-
-
