Guru Besar Filosofi UIN Jakarta Raih Habibie Prize 2023, Perdana Diraih Perguruan Tinggi Keagamaan

Guru Besar Bidang Filologi pada Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum. saat menerima Habibie Prize 2023 dari BRIN.--Sumber: Kemenag RI

JAKARTA – Untuk pertama kalinya, Perguruan Tinggi Keagamaan di Indonesia meraih Habibie Prize 2023.

Penghargaan Habibie Prize 2023 dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diraih oleh Guru Besar Bidang Filologi pada Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum.

Penghargaan ini sebagai apresiasi kepada civitas akademika yang sudah berjasa menemukan, mengembangkan dan menyebarluaskan berbagai kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Melansir dari website Kemenag RI, peraih Habibie Prize 2023 Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum menilai Habibie Prize bukan sekedar penghargaan namun pengakuan terhadap keilmuan filologi.

BACA JUGA:ISSHMIC 2023, UIN Raden Fatah Fokus Penguatan Peradaban Islam Melayu

Raihan Habibie Prize 2023 ini diberikan untuk para filolog, para peneliti yang istiqamah, dan untuk para pemilik manuskrip, yang selama ini sering bekerja menyelamatkan manuskrip dalam sunyi, jauh dari keramaian.

Penghargaan terhadap bidang filologi adalah investasi besar untuk penguatan kajian manuskrip Nusantara di Indonesia.

Penghargaan ini memiliki pesan moral yang kuat bahwa manuskrip, sebagai salah satu objek pemajuan kebudayaan, perlu diarusutamakan dalam pembangunan Indonesia di masa depan.

“Pembangunan Indonesia Emas 2045 tidak boleh melupakan kearifan lokal dalam manuskrip,” jelasnya.

BACA JUGA:Batu Akik Badar Emas Konon Dipercaya Warga Mampu Menolak Santet Dan Kembalikan Santet

Mengingat, kegiatan yang dilakukan hari ini akan menjadi pengetahuan berharga bagi generasi Indonesia 100, 200 bahkan 1.000 tahun mendatang.

“Sebagaimana hari ini kita memahami manuskrip kuno. Karena itu, penting bagi setiap kita untuk menorehkan catatan rekam jejak yang baik,” pesan Kang Oman.

Lebih jauh kata Kang Oman, kebudayaan adalah hasil cipta, karsa, dan karya manusia.

Pembangunan yang tidak dilandaskan pada ingatan bersama (collective memory) tentang kemanusiaan akan kering, tidak memanusiakan manusia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan