PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Audemars Piguet memperkenalkan Royal Oak Selfwinding 34mm pada tahun 2020 sebagai opsi berukuran terkecil dengan mesin jam mekanis.

Sejak debutnya, AP telah memperluas jangkauannya dengan beberapa variasi, mulai dari versi baja tahan karat sederhana hingga versi emas merah muda berlapis berlian.

Untuk tahun 2024, Audemars Piguet menambahkan dua model baru ke seri Royal Oak Frosted Gold Selfwinding 34mm—satu dalam emas kuning dan satu lagi dalam emas putih—keduanya dihiasi dengan pelat jam berlapis pasir kristal khusus dengan emas kuning atau berlapis rhodium.

Jam tangan monokromatik Royal Oak Frosted Gold Selfwinding 34mm mengandalkan tekstur dan cahaya dibandingkan warna, dengan finishing hammer pada casing dan tali jamnya dilengkapi dengan permukaan pelat jam yang seperti kristal.

BACA JUGA:Review Jam Tangan Omega Seamaster Aqua Terra dengan Dial Hitam Glossy yang Baru

Mengamati Royal Oaks yang lebih kecil ini , pasti ada yang bertanya-tanya seperti apa model waktu dan tanggal yang serupa dalam ukuran 39mm dan 41mm jika Audemars Piguet menawarkannya dalam ukuran ini. 

Casing dan gelang emas buram saat ini tersedia dalam berbagai model 37mm dan 41mm, seperti yang terlihat pada referensi Kronograf Double Balance Wheel Openworked dan Selfwinding.

Selain itu, Kalender Abadi Royal Oak “John Mayer” Edisi Terbatas menampilkan pelat jam pasir kristal biru dalam wadah 41mm, memberi kita gambaran sekilas betapa indahnya pelat jam Royal Oak yang lebih besar dan dilengkapi dengan pelat jam kristal pasir. 

Membayangkan Royal Oak emas putih/kuning 41 mm dengan lapisan buram dan berbagai warna pelat jam pasir kristal sungguh menggoda, terutama bagi mereka yang merasa ketinggalan dengan versi 34 mm yang lebih kecil. Sampai AP benar-benar menciptakannya, mari kita lihat versi 34mm yang ada dan hargai desainnya yang indah.

BACA JUGA: Rilis Jam Tangan Baru: Breitling Superocean Automatic 42 dan 36 Rainbow Dial

Jam tangan Royal Oak Frosted Gold Selfwinding 34mm menampilkan kotak dan gelang emas putih atau kuning 18 karat.

Hasil akhir buram yang khas ini, diperkenalkan oleh Audemars Piguet pada tahun 2016, diciptakan bekerja sama dengan desainer perhiasan Florentine generasi keempat, Carolina Bucci, yang kakek buyutnya membuka bengkel di Florence hampir 150 tahun yang lalu pada tahun 1885, tempat ia memelopori teknik pengerjaan logam.

Hasil akhir bertekstur pada logam mulia ini dicapai dengan memukul permukaan berulang kali menggunakan alat berujung berlian, sehingga menciptakan penyok mikro yang menangkap cahaya dengan indah.

Efek visual yang menakjubkan ini elegan dan halus, berubah seiring cahaya dan lingkungan sekitar. Lapisan akhir buram menambahkan elemen dinamis dan dinamis pada desain yang pertama kali dibuat pada tahun 1970-an, memberikan lapisan emosi dan daya tarik lain pada jam tangan legendaris ini.