Gerakan GNPF Dukung Penuh Dinas Pariwisata OKU untuk Menutup Tempat Maksiat di Baturaja
Ketua GNPF mendatangi kantor Pariwisata OKU, untuk meminta dukungannya agar pihak pariwisata mau ikut dalam berjuang menutup semua tempat hiburan malam dan tempat maksiat -Foto:Arman Jaya-
BATURAJA, KORANPALPRES.COM - Ketua GNPF Ulama OKU H Alikhan Ibrahim, S Sos terus berjuang di jalan Allah untuk memerangi kemaksiatan yang ada di kota Baturaja Kabupaten OKU.
Hal ini bukan tanpa alasan sebab Kota Baturaja sudah menjadi Destinasi Wisata Maksiat, ini terbukti dari banyaknya keberadaan tempat-tempat maksiat yang bertebaran di kota Baturaja, belum lagi banyaknya pelaku LGBT.
Dengan banyaknya tempat maksiat tentunya itu mengundang murka Allah dan mendatangkan bencana.
Hal ini sudah terbukti Kota Baturaja sudah beberpa kali disapuh bersih terkena banjir bandang yang memakan korban dan kerugian matrial yang tidak sedikit.
BACA JUGA:Ketua GNPF Sebut Kota Baturaja Sudah jadi Destinasi Wisata Maksiat dan Harus Segera Dihentikan
Untuk Ketua GNPF mendatangi kantor Pariwisata OKU, untuk meminta dukungannya agar pihak pariwisata mau ikut dalam berjuang menutup semua tempat hiburan malam dan tempat maksiat lainya.
“Pertemuan GNPF ULAMA OKU dengan Kepala Dinas Parawisata OKU , dan hasilnya pihak pariwisata mendukung penuh sesuai dengan kewenangan yg ada pada mereka, baik cara kedinasan maupun secara pribadi untuk menutup dan menertibkan tempat usaha terindikasi maksiat,” ungkap Ketua GNPF Ulama OKU, H Alikhan Ibrahim, S Sos.
Alikhan mengatakan, pihak pariwisata setuju dengan gerakan para ulma yang ada di OKU untuk bekerja sama dengan pihak aparat dan dinas terkait memerangi tempat tempat maksiat yang sudah begitu bebas berdiri di Kota Baturaja.
“Mereka sudah setuju Kepala Dinas Pariwisata OKU AlFarizi, SE, Ak, MPd mendukung penuh gerakan ini secara kedinasan mereka akan bertindak capat,” jelasnya.
Menurut Alikhan musih yang datang karena sudah terlalu bebasnya tempat maksiat Itulah sebabnya kota Baturaja didatangkan Allah SWT peringatan atau mungkin azabNya berupa bencana banjir luar biasa yang terjadi dua kali kemarin.
“Selain itu kita juga sudah mengalami pergeseran nilai-nilai adat istiadat yang tidak bersendikan lagi sarah dan kitabullah, sudah terjadi penyimpangan dari segi aqidah. Mari kita tinggalkan adat jika sudah melanggar agama,” tegasnya.
Perjuangan ini adalah Fisabilillah pihak ulama tak akan gentar menghadapi siapa pun bila memang harus berbenturan dengan oknum pihak ulama sudah siap.
Sebab apa yang dilakukan ini bukan untuk kepentingan kelompok atau pribadai tapi demi umat dan Kabupaten OKU untuk lebih baik lagi.