https://palpres.bacakoran.co/

Fotografi dan Lilin Aromatik Sebagai Instrumen Pemberdayaan Perempuan Desa

Salah satu instrumen pemberdayaan perempuan desa adalah dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin--Ist

Artikel berjudul Fotografi dan Lilin Aromatik Sebagai Instrumen Pemberdayaan Perempuan Desa ditulis oleh Karerek, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya.

Pada umumnya perempuan di desa menghabiskan waktunya dengan mengurus rumah tangga atau ibu rumah tangga (IRT).

Namun beberapa diantaranya juga membantu kegiatan suami mencari nafkah dengan berbagai macam cara, mulai dari bertani, mencari ikan hingga melakukan upaya usaha kecil-kecilan lainnya.

Berbagai pihak telah melakukan upaya agar ibu-ibu di desa lebih berdaya sembari melaksanakan kegiatan sebagai IRT.

BACA JUGA:Gak Cuma iPhone, Ini Rekomendasi HP Terbaik dengan Fitur Kamera Ultra Wide, Cocok untuk Pecinta Fotografi

BACA JUGA:WOW! Vivo V40 5G: Kombinasi Sempurna Estetika Premium dan Teknologi Fotografi, Setiap Jepretan Jadi Karya Seni

Salah satunya seperti yang dilakukan pihak Universitas Sriwijaya dengan memberikan pelatihan pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi lilin siap jual.

Kegiatan ini bisa dibilang sebagai upaya positif yang dilakukan pihak Universitas Sriwijaya sebagai tugas pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang melekat pada lembaga pendidikan tinggi.

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya secara khusus memberikan pelatihan pembuatan lilin aromatik kepada para perempuan Desa Tanjung Dayang Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Pelatihan ini dinilai sangat penting diberikan kepada masyarakat desa, lantaran minyak jelantah atau minyak bekas biasanya dibuang secara cuma-cuma setelah dilakukan pemakaian beberapa kali.

BACA JUGA:Inovasi Fotografi AI pada Realme 13 Pro+ 5G, Hasilkan Foto Profesional

BACA JUGA:Fotografi Tanpa Batas! 5 HP Kamera dengan Teknologi Canggih Seperti Profesional, Cocok untuk Konten Kreator

Disisi lain, menjadi ibu rumah tangga, seringkali menuntut agar para perempuan bijak dan mawas diri dalam pengelolaan keuangan, dengan sumber pendapatan suami yang terbatas, perempuan berusaha semaksimal mungkin untuk menekan pengeluaran pada hal-hal yang sifatnya sekunder.

Namun karena faktor ekonomi pulalah, mereka abai akan dampak mengerikan yang mengintai mereka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan