Mahasiswa Universitas Andalas Mengupas Tuntas dari A-Z Permen Sapi sebagai Pakan Tambahan Ternak Ruminansia
Permen Sapi Atau Urea Molasses Multi-Nutrient Block (UMMB) sebagai Pakan Tambahan untuk Ternak Ruminansia-Kolase-
PADANG, KORANPALPRES.COM – Artikel berjudul Permen Sapi Atau Urea Molasses Multi-Nutrient Block (UMMB) sebagai Pakan Tambahan untuk Ternak Ruminansia ditulis oleh Khusnul Latifa, mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Andalas, Kota Padang, Sumatera Barat.
Permen sapi atau Urea Molasses Multi-Nutrient Block (UMMB) merupakan pakan tambahan inovatif yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas ternak ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba.
UMMB menyediakan nutrisi yang dibutuhkan ternak, termasuk nitrogen, energi, mineral, dan serat.
Artikel ini mengulas manfaat UMMB, bahan dan formulasi, cara pembuatan, serta aplikasi praktisnya di lapangan.
BACA JUGA:Peran Hukum dalam Menjaga Etika Jurnalistik di Media Massa, ini Ulasan Mahasiswa Universitas Andalas
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Sebut Ada Pangan Lokal yang Terlupakan di Sumatera Barat, Coba Tebak!
Dengan biaya produksi yang relatif murah dan manfaat yang signifikan bagi ternak, UMMB menjadi solusi berkelanjutan untuk mengatasi tantangan nutrisi pada musim kemarau dan mendukung keberhasilan usaha peternakan ruminansia.
Ketersediaan pakan berkualitas adalah salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan usaha peternakan.
Terlebih pada ternak ruminansia seperti sapi potong, sapi perah, kambing, dan domba, kebutuhan pakan harus mencakup protein, energi, mineral, dan serat untuk mendukung produktivitas, kesehatan, serta fungsi reproduksi.
Namun, pada musim kemarau, ketersediaan hijauan sering kali menurun baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
BACA JUGA:Ekosistem Tapir di Pasaman Barat Terancam! Mahasiswa Universitas Andalas Tawarkan Solusi Jitu
Hijauan yang tersedia biasanya mengandung serat kasar tinggi tetapi rendah protein dan energi, sehingga tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan penurunan produktivitas ternak, seperti lambatnya pertambahan bobot badan, rendahnya produksi susu, dan gangguan reproduksi.