Jepang Turun ke Peringkat ke-4 dalam Peringkat Kekuatan Asia-Pasifik
Jepang yang sejak lama menjadi kekuatan ekonomi dan budaya menjadi menurun pengaruhnya di Asia Pasifik-fotojepang-
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM -Jepang merosot ke posisi keempat dalam peringkat negara paling kuat dan berpengaruh di kawasan Asia-Pasifik yang disusun oleh lembaga pemikir Australia, tertinggal di belakang India yang tumbuh cepat karena stagnasi ekonomi Tokyo yang berkepanjangan.
Dalam Asia Power Index edisi 2024, yang baru-baru ini dirilis oleh Lowy Institute, Jepang memperoleh skor 38,9 poin dari 100, naik 1,6 poin dari tahun lalu, sementara India naik 2,8 poin sehingga memperoleh skor 39,1 poin. Amerika Serikat memimpin dengan skor 81,7 poin, diikuti oleh Tiongkok dengan skor 72,7.
Analisis ini mengevaluasi kekuatan komprehensif 27 negara dan wilayah di kawasan tersebut, menggunakan rata-rata tertimbang di delapan ukuran seperti kemampuan militer, sumber daya ekonomi, pengaruh diplomatik, dan pengaruh budaya, yang dihitung berdasarkan 131 indikator.
Ini adalah pertama kalinya bagi Jepang, yang telah lama menderita angka kelahiran rendah dan populasi lanjut usia, menyerahkan posisi ketiga sejak organisasi independen yang berpusat di Sydney itu mulai menerbitkan penilaian tahunan pada tahun 2018.
BACA JUGA:Penjualan Mobil September 2024 Tidak Menggembirakan, Merek Jepang Masih Mendominasi 5 Besar
Tokyo kehilangan 1,4 poin dan 4,2 poin masing-masing dalam kategori "kemampuan ekonomi" dan "hubungan ekonomi", karena keunggulan teknologi negara tersebut "telah terkikis tajam dalam menghadapi persaingan" dengan Korea Selatan, China, dan Taiwan, kata laporan itu.
Tren tersebut telah "mengalihkan investasi asing dari sektor teknologi Jepang" dan "berkontribusi terhadap menurunnya produktivitas Jepang," katanya.
Sementara itu, Jepang mengalami peningkatan 13,1 poin dalam "jaringan pertahanan," dengan laporan tersebut mengutip janji Tokyo pada tahun 2022 untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan hingga 2 persen dari produk domestik brutonya dalam lima tahun dan penyelenggaraan "sebagian besar pelatihan gabungan dengan negara-negara non-sekutu" dari tahun 2022 hingga 2023.
"Jepang sedang berubah dari pusat kekuatan ekonomi dan budaya menjadi negara yang jauh lebih aktif dalam kerja sama pertahanan dan keamanan," kata lembaga tersebut.
BACA JUGA:Tujuh Laga 28-0, Siapa Bisa Hentikan Jepang di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia?
India memperoleh 8,2 poin dalam "sumber daya masa depan," karena populasi muda negara itu mungkin akan memberikan "dividen demografi" selama beberapa dekade mendatang, katanya. Istilah ini merujuk pada pertumbuhan ekonomi yang terlihat ketika populasi pekerja suatu negara tumbuh lebih cepat daripada populasi keseluruhannya.
Peningkatan skor total India sebesar 2,8 poin merupakan peningkatan terbesar kedua setelah peningkatan 2,9 poin Indonesia, yang berada di peringkat kesembilan dengan 22,3 poin. 10 peringkat teratas lainnya adalah Australia dengan skor 31,9, Rusia dengan skor 31,1, Korea Selatan dengan skor 31,0, Singapura dengan skor 26,4, dan Thailand dengan skor 19,8.
Ekonomi Jepang yang terus stagnan dan bahkan cenderung menurun salah satunya juga selain faktor India, juga masifnya pertumbuhan perekonomian China.
Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel mengatakan dalam sebuah artikel untuk The Wall Street Journal bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah berhasil memperluas kemitraan keamanan multilateral di kawasan Indo-Pasifik dan sekarang adalah saatnya untuk mempertimbangkan penambahan langkah-langkah ekonomi baru terhadap China.