Sukseskan Program Ketahanan Pangan, Danramil Muara Rupit Tanam Perdana Jagung Hibrida Dengan Masyarakat
Komandan koramil 406-03/Muara Rupit kapten inf M Assad ikut serta dalam Penanaman perdana jagung Hibrida bersama Bupati Muratara yang diwakili staf Ahli.--Pendam II/Swj
MURATARA, KORANPALPRES.COM - Komandan koramil 406-03/Muara, Rupit kapten inf M Assad ikut serta dalam Penanaman perdana jagung Hibrida bersama Bupati Muratara yang diwakili staf Ahli, Selasa (28/11/2023)
Dalam upaya membuka lahan tidur dan lahan terlantar, pemerintah melalui Distanak kabupaten Muratara, Provinsi Sumsel.
Membantu membuka lahan Masyarakat guna meningkatkan perekonomian. Untuk awal pembukaan lahan masih dibantu pemerintah.
Sehingga nantinya masyarakat sudah mempunyai modal dasar dan mampu berdiri sendiri. Guna meningkatkan hasil pertanian, khususnya ketahanan pangan di wilayah kabupaten Musi Rawas Utara.
Komandan koramil 406-03/Muara, Kapten Inf M Assad mengatakan untuk saat ini kegiatan yang dilakukan ini masih difasilitasi ataupun didukung.
Dari pemerintah daerah dan pendampingan dari TNI mulai membuka lahan, menggunakan alat berat, bimbingan teknis, bibit, pupuk, racun serangga serta didampingi KUPT Pertanian sampai dengan saat panen.
Danramil lanjut mengatakan bahwa ada tiga faktor yang harus digalakkan, yaitu Masyarakat di Muratara yang merupakan petani dan banyak mewariskan lahan pertanian.
Kedua prediksi global akan adanya inflasi kenaikan harga beras dan kebutuhan pangan yang tinggi. Dan yang ketiga masyarakat harus memiliki sumber penghasilan tetap.
"Kita hidup dari petani, warisan lahan kita banyak, jangan sampai warisan itu dijual kepada perusahaan," aku staf Ahli, H Devi Suhartono.
Sehingga masyarakat tidak lagi memiliki lahan pertanian lagi. "Kita harus bangkit dan tetap semangat mengolah lahan kita agar perekonomian kabupaten Muratara khususnya menjadi stabil dan tidak membutuhkan impor melainkan menjadi pengekspor," akunya.
Bupati juga menyampaikan, kenaikan harga beras diprediksi akan terus terjadi, dan beras yang menjadi kebutuhan primer masyarakat akan dijual dengan harga yang sangat mahal.
“Di sini kita tanam jagung, supaya tiap tiga bulan sekali kita panen. Dan akan saya monitor terus sampai berhasil. Jika semua sudah difasilitasi pemerintah, tinggal masyarakat yang bertani harus menjalankan tugasnya dengan sungguh” tutupnya.