Harga Jual Kopi Asal Lahat Sentuh Rp41.000 Per Kg, Syaratnya Penuhi Kriteria Ini
Tampak pekebun warga Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu sedang menjemur kopi, di tanah lapang, Rabu 27 Desember 2023-Foto:Bernat Albar/-palpres
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Siapa yang tidak mengenal minuman hitam yakni kopi yang memiliki cita rasa nikmat dan digandrungi oleh hampir belahan dunia ini.
Iya dialah kopi dengan cipta rasa yang aduhai membuat pencinta berasal dari tanaman kawe (kopi), apabila dicampur dengan beberapa zat-zat tertentu akan semakin membuat kecanduan ketika di seruput.
Nah, kalau di Kabupaten Lahat sendiri harga jual dari tumbuhan satu ini, bisa dikatakan cukup tinggi, betapa tidak, kini bisa menyentuh diangka Rp 41.000 perkilogramnya.
Tapi, tidak semua biji kopi yang dijual dengan harga hampir membuat orang angkat topi.
Pasalnya, ada beberapa kriteria yang harus diikuti oleh pekebun atau pemiliknya.
BACA JUGA:Terkuak! Kopi Ternikmat Ada di Desa Tua OKU Selatan, Bahkan Jadi Pemasok di Negara Belanda
"Betul, pastinya biji kopi dengan kualitas baik, dijemur dibawah terik matahari hingga benar-benar mengering paling tidak seminggu," sebut Icon salah satu tauke, asal Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Rabu 27 Desember 2023.
Kemudian, sambungnya, wajib di tumbuk atau di tutuk menggunakan mesin perontok kulit luar. Sehingga akan mendapatkan hasil yang luar biasa.
"Biji kopinya tidak dijemur atau dihancurkan diatas aspal. Kendatipun hancur tapi ketika dijual akan sangat terlihat perbedaan yang mencolok," jelas dirinya.
Tujuannya, masih katanya, agar kandungan kadar air yang terdapat pada biji kopi tidak ada lagi, sedangkan metode jemur aspal hanya butuh waktu 3 hari, akan tetapi, hasilnya tidak maksimal.
BACA JUGA:Kedai Kopi di Aceh, Tempat Nongkrong Asyik Sambil Ngobrol Apa Saja
"Kalau biji kopi yang dijemur diaspal hanya dijual kisaran Rp 35.000 perkilonya. Sebab, waktunya hanya 3 hari langsung dijual. Makanya metode seperti ini masih dapat kita jumpai," ulasnya.
Walaupun harga jual tinggi, ditambahkan dia, akan tetapi, kopi yang ada di kebun sangat sedikit buahnya. Paling tidak, mampu memproduksi rata-rata sekitar 2-3 ton.
"Tergantung dari luasan kebun kopinya juga, mayoritas luasan milik masyarakat 3-4 hektar (Ha). Dewasa ini, produksi kopi sangat sedikit sekali, kendatipun harga tinggi tapi tidak diimbangi dengan peningkatan kuantitas," tukas Icon.