Kemiskinan ekstrem merupakan penurunan tercepat sebesar 1,29%.
BACA JUGA:3 Rekomendasi Resep Botok Jadi Menu Sahur Malam Ini, Yuk Cobain
BACA JUGA:Ide Bisnis Paling Menguntungkan, Peyek Kacang Tanah Super Renyah dan Gurih, Dijamin Laris Manis
“Angka prevalensi stunting di Sumsel sebesar 18,6% merupakan penurunan tertinggi secara nasional,” cetusnya.
Sementara itu, terdapat 61 anak stunting penderita stunting di Kota Prabumulih dan tergolong rendah jika mereka segera diangkat menjadi anak asuh melalui program Ayah-Bunda Asuh Stunting.
Kemudian, penurunan stunting juga bisa dicapai dengan memfasilitasi posko dan dapur umum untuk dikonsumsi anak stunting.
Fatoni optimis jika seluruh langkah tersebut diterapkan maka angka stunting dapat dihapuskan dan dituntaskan di Prabumulih pada tahun ini.
BACA JUGA:Ide Toples Lebaran, 4 Resep Sumpia Goreng, Renyah , Enak dan Ekonomis
BACA JUGA:Rahasia Resep Choi Pan, Lembut Anti Pecah Saat Dikukus Cocok Buat Takjil, Dijamin Anti Gagal
Masih kata Fatoni, stunting bisa dicegah dengan penyediaan rumah layak huni.
Pemprov Sumsel sendiri timpal dia, telah melaunching Gerakan Bedah Rumah Serentak se-Sumsel (GBRSSS).
“Di Sumsel ada 8391 rumah yang akan dibangun sementara itu di Prabumulih ada 300 rumah yang dibangun yang dananya berasal dari CSR dan dana desa,” bebernya.
Fatoni menyebut selain berasal dari CSR dan dana desa, Baznas Prabumulih akan membangun 120 rumah layak huni serta Pertamina juga akan membangun 10 rumah layak huni.
BACA JUGA:Launching Calendar Of Event South Sumatra 2024, Ini Harapan Pj Gubernur Agus Fatoni
BACA JUGA:Legenda Goa Napalicin Musi Rawas Utara, Konon Ada Tempat Pemandian Para Dewa
Tak hanya GBRSSS, Pemprov Sumsel juga telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak se-Sumsel (GPStSS) yang akan dibangun 8000 lebih sanitasi.