"Lumayan jauh perjalanan tapi hasilnya tidak mengecewakan, bisa dibawa pulang dan dimasak untuk disantap bersama keluarga," ucapnya, Kamis (2/11/2023).
Dia menambahkan, bahan-bahan hasil dari aktifitas tersebut antara lain daun singkong, ubi kayu, daun katu, kangkung, bahkan terkadang kayu bakar untuk memasak.
"Kami pun mengenakan pakaian yang memang khusus, supaya terhindar dari gigitan nyamuk dan hewan lainnya," tutur Bik Yusro.
"Terlebih lagi terik sinar matahari memang sedikit panas tapi semuanya dilakukan memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari," timpalnya.
BACA JUGA:Pertama di Palembang, PAEI Sumatera dan Kalimantan Gelar Konafi di Universitas Terbuka
Senada, Bik Evi mengemukakan, berayak ini dilakukan sebulan bisa 2-3 kali, tergantung situasi dan kondisi cuaca karena dapat mengganggu perjalanan kalau musim hujan.
"Tidak tentu, semuanya harus melihat keadaan, akan tetapi tidak semua orang mau melakukannya, apalagi anak-anak muda sekarang ini, mereka lebih baik main handphone (Hp)," singgungnya.
Terkadang, masih kata dirinya, ketika sedang memetik daun untuk lauk pauk, didatangi masyarakat setempat atau pemilik kebun yang pastinya menggunakan perangai (tata krama) sebagai bentuk menghormati mereka.
"Semuanya ada aturan dan ketentuan, tidak hanya mengambil terus pergi begitu saja, melainkan menyapa atau menegur untuk saling mengenal maupun meminta izin," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Tanjung Payang, Sapri menerangkan, pihaknya sangat mengapresiasi dan menghormati adat istiadat yang sekarang ini masih terpelihara dengan baik.
"Kebiasan berayak ini memang sudah ada sejak dulu, mereka beramai-ramai dalam bentuk kelompok, berpergian hingga puluhan kilometer hanya mencari bahan-bahan untuk memasak dan disantap," jelasnya.
Tapi inilah wujud gotong-royong, sambung dia, kekompakkan dan kebersamaan.
Nantinya ketika selesai aktifitas mereka dikerjakan, hasilnya kerapkali dikumpulkan dan dibagi sama rata.
BACA JUGA:Pelajar SMA Negeri 1 Lubai Ulu Ini Ngaku Hidupnya Berubah Drastis Usai Ikuti Diksar Bela Negara 2023
"Alhamdulillah, walaupun mereka terdiri dari ibu-ibu usia lanjut (Lansia), tetapi semangat tidak pernah luntur sedikitpun, berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari," beber dirinya.