PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Setidaknya, ada dua istilah dari dua bahasa untuk menunggu waktu sore menjelang berbuka puasa: "ngabuburit" dan "metangkah aghi" ("metangkaghi").
Lema pertama sudah ada dalam kamus terbaru: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V. Ngabuburit (v Sd) dalam kamus itu bermakna menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.
Meskipun awalnya "ngabuburit", bahasa Sunda itu tidak secara khusus dilakukan di bulan Ramadan, saat ini menjadi identik dengan bulan Ramadan.
Orang Indonesia terutama yang sedang berpuasa mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah ngabuburit.
BACA JUGA:Berkaitan Hari Bahasa Ibu Internasional, Bahasa Besemah Bisa Punah Jika Tidak Dijaga
Masyarakat penutur bahasa Besemah dan sekitarnya juga punya istilah khas yang layak menasional pula. Setidaknya sampai saat ini istilah "metangkaghi" masih lazim dipakai di wilayah tutur bahasa Besemah di Kota Pagaralam, Lahat dan sekitarnya.
Entah apa ada dalam bahasa lain selain bahasa Sunda dan Besemah yang punya istilah khas tersebut. Yang terdengar di masyarakat Pagaralam dan sekitarnya hanya dua istilah itu.
Bahasa Sunda dengan penutur yang puluhan juta dan dekat dengan ibukota negara secara perlahan melakukan penetrasi budaya melalui bahasa, membuat "ngabuburit" menjadi lema baru bahasa Indonesia sejak tahun 2000-an.
Sedangkan "metangkaghi" untuk diterima menjadi lema tersendiri dalam bahasa Indonesia sepertinya teramat sulit. Namun, bukan berarti tidak bisa. Lihatlah lema dalam KBBI seperti "alap", "canggih", "kebat", "mantan" dan lainnya itu konon disadur dari bahasa Pasemah (alih-alih bahasa Besemah).
BACA JUGA:Dua Kata Ini Berasal dari Bahasa Besemah. Kamu Pasti tidak Akan Menduganya
Masalahnya sekarang, bahkan anak-anak muda nan alay Besemah justru lebih senang memakai istilah ngabuburit dibandingkan metangkaghi. Seperti ada di sebuah kafe anak muda di daerah ini, ada tulisan jadwal ngabuburit bareng untuk mengundang pelanggannya berbuka bersama.
Mengapa tidak memakai metangkaghi seghempak atau palah kite empak-empakan metangkaghi?
Padahal kalau kita kombinasikan dengan bahasa Indonesia dan bahasa asing seperti Bahasa Inggris, istilah itu pasti keren.
Di kafe nongkrong anak muda ada acara "Let's metangkaghi together", atau radio membuat talk show "Metangkaghi with ....", atau media lokal membuat rubrik "Metangkaghi Kita". Siapa bilang tidak keren?
BACA JUGA:Akibat Anak Muda Kini Mengganti Istilah, Banyak Kosa Kata Bahasa Besemah Hilang