Karena itu pemakaiannya harus masif, terstruktur dan sistematik (eh, ini istilah pelanggaran pemilu ya). Harus beramai-ramai diviralkan.
Meskipun nanti tidak akan menyamai "ngabuburit" setidaknya ia bisa masuk lema atau kosakata resmi dalam KBBI selanjutnya.
Penyusun kamus Bahasa Besemah (Seganti Setungguan) - Bahasa Indonesia, Sutiono Mahdi dari Universitas Padjadajaran pernah mengatakan cukup banyak bahasa Besemah yang sudah menjadi lema dalam bahasa Indonesia.
Jadi, dengan pemakaian yang masif dan tidak malu-malu bisa saja istilah metangkah aghi atau metangkaghi masuk dalam Kamus Bahasa Indonesia.
BACA JUGA:Hi Bro and Sis, Nih Bahasa Besemah Punya Muanai dan Kelawai Loh!
Lihat saja bagaimana "mantan wako" lebih elegan daripada "bekas wako".
Bukankah mengatakan "bekas presiden" sedikit kurang mengena dibandingkan "mantan presiden"?
Bahkan kata "canggih" yang arti awalnya berkesan negatif karena berhubungan dengan sifat jelek seseorang, menjadi sangat bermartabat jika dikawinkan dengan kemajuan zaman saat ini.
"Teknologi canggih" lebih pas dibandingkan dengan "teknologi bagus" bukan?
BACA JUGA:Inilah Beberapa Kata Bahasa Besemah yang Sering Dijumpai Sehari-hari
Nah, "metangkah aghi" alias "metangkaghi" dulu kita besok ya! Sambil nunggu undangan berbuka puasa bersama yang sampai hari ini belum datang.