Qadarullah, PETA kemudian berhasil mengembalikan sebagian dari rekaman tersebut.
BACA JUGA:Sudah Punya Belum? Parfum Ini Paling Diburu Saat Lebaran
BACA JUGA:10 Rekomendasi Parfum Lokal Terbaik dengan Wangi Tahan Lama
Investigasi PETA mengungkap bahwa sebagian sapi yang dibawa ke rumah jagal hanya dikekang sebelum diiris tenggorokannya.
“Investigasi kami yang berulang ini telah mengungkap fakta kekejaman mengerikan yang terjadi, bahkan di rumah jagal yang mengaku menerapkan standar tertinggi, memperlihatkan sapi-sapi mengerang dalam teror dan penderitaan seraya leher mereka diiris dengan brutal,” beber Jason Baker, Senior Vice President PETA dalam rilis resminya.
Jason Baker menambahkan, pihak PETA mengajak publik untuk berhenti membiarkan kekejaman berlindung di balik sertifikasi tanpa arti, dan bergerak mandiri mengakhirinya dengan menjadi vegan.
Di investigasi PETA sebelumnya sambung Jason Baker, penyidik mengunjungi 7 rumah jagal bersertifikasi halal yang dipilih acak.
BACA JUGA:3 Rekomendasi Aroma Parfum Pria yang Disukai dan Memikat Hati Wanita, Wanginya Bikin Candu
BACA JUGA:3 Rekomendasi Parfum Terbaik 2024 untuk Remaja, Gak Takut Aktivitas Banyak Wangi Sepanjang Hari
Dari investigasi ini, PETA menemukan sapi-sapi dikekang dalam kotak perebah (restraining box) dan berulang kali ditembak dengan alat pemingsan (captive-bolt gun) sebelum akhirnya diiris tenggorokannya.
Hanya saja pekerja sering gagal memingsankan sapi dengan efektif.
Bahkan ironisnya lagi di beberapa tempat, sapi bahkan tidak dipingsankan sama sekali.
Mereka hanya ditempatkan begitu saja dalam kotak perebah yang disetujui pemerintah Australia, lalu diiris tenggorokannya.
BACA JUGA:Koleksi 7 Botol Parfum Elegan dan Mewah, Tak Hanya Harum Bentuknya Menawan
Satu individu sapi dengan kepala menggantung menendang-nendang panik dalam teror dan penderitaan seraya pekerja membacok sisa daging yang melekat dan memutus kepalanya.