Lebih jauh SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja mengaku kalau jubah kuno milik SMB II ini belum ada kajian akademiknya.
“Belum ada kajian, nanti akan kita kaji fungsinya seperti apa, unsur intrinsik dan ekstrinsiknya bagaimana,” beber SMB IV.
BACA JUGA:Hadiri Pemakaman Aktor Senior Johan Saimima, SMB IV: Indonesia Kehilangan Pahlawan Perfilman
BACA JUGA:SMB IV Ajak Senantiasa Berbagi Berkah kepada Mereka yang Kurang Mampu, Pahalanya...
Diketahui, SMB II (23 November 1767 - 26 September 1852) adalah Sultan Palembang yang berkuasa dari 12 April 1804 atau 10 hari setelah ayahnya wafat, hingga ia diasingkan Belanda pada 1 Juli 1821.
Nama lahirnya sebelum berkuasa adalah Raden Muhammad Hasan Pangeran Ratu.
Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda, di antaranya yang disebut Perang Menteng.
Pada 14 Juli 1821, ketika Belanda berhasil menguasai Palembang, SMB II dan keluarga diasingkan ke Batavia lalu 1822 ke Ternate.
BACA JUGA:SMB IV Ajak Senantiasa Berbagi Berkah kepada Mereka yang Kurang Mampu, Pahalanya...
BACA JUGA:Milad Ke 358 KPD, SMB IV Bahas Revitalisasi BKB, ini Langkah Konkretnya
Nama Pahlawan Nasional asal Sumsel itu kini diabadikan sebagai nama bandara internasional di Palembang, Bandara SMB II.
Kemudian sketsa wajahnya juga sempat pula diabadikan pada mata uang rupiah pecahan 10.000 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada 20 Oktober 2005.