JAKARTA - Dukungan Mitra Bukalapak terhadap usaha mikro tidak hanya melalui teknologi tetapi juga peningkatan literasi digital dan keuangan serta menciptakan peluang untuk bertransformasi.
Hal ini penting agar teknologi dapat digunakan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tengah masyarakat.
Sebuah upaya yang mencerminkan komitmen Mitra Bukalapak untuk berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDG) yang sejalan dengan pilar ESG.
Terbentuk pada 2018, Mitra Bukalapak, pionir bisnis online-to-offline (O2O), telah mentransformasi jutaan kios tradisional di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Emina Edukasi Bujang Gadis SMK Negeri 1 Palembang, Pentingnya Makeup dan Skincare
Kini, kios tradisional telah beralih dari penjual makanan dan barang kebutuhan sehari-hari menjadi penyedia produk virtual, termasuk menjadi pemasok barang-barang grosir untuk persediaan warung di sekitarnya.
"Kiprah transformatif Mitra terwujud berkat komitmen kami dalam meningkatkan kemampuan warung.
Kami menciptakan teknologi yang dapat membantu warung menjalankan bisnisnya dengan lebih baik, membawa manfaat bagi masyarakat, sekaligus merasakan dampak berkelanjutan, mulai dari penghasilan yang meningkat hingga literasi digital yang semakin berkembang," ujar Howard Gani, CEO Mitra Bukalapak.
Dengan aplikasi Mitra Bukalapak, pemilik warung bertransformasi menjadi peritel modern yang menawarkan lebih dari 42 produk virtual, termasuk layanan digital dan keuangan.
BACA JUGA:Hoax! Dituding Lamban Tangani Truk Batubara Tergelincir, Ini Klarifikasi Pengelola SDJ
Hal ini pun meningkatkan arus pendapatan warung karena mereka memiliki lini produk yang lebih beraneka ragam. Warung-warung ini sekaligus meningkatkan inklusi keuangan di lingkungannya.
Irman dari Jawa Barat sukses berkembang dari pemilik warung hingga menjadi agen distributor. Dia kini melayani pembelian dan pengiriman stok produk untuk berbagai warung di sekitar Katapang, Bandung.
"Saya bisa melayani pembelian barang secara grosir dengan efisien, serta dapat mengirim barang secara cepat ke warung-warung sekitar," kata Irman yang mengaku omzetnya meningkat lebih dari empat kali lipat, menembus Rp 200 juta per bulan, sejak menjadi Mitra Bukalapak.
Transformasi ini juga dialami Rostina yang berhasil mengubah warungnya menjadi agen inklusi keuangan dan literasi digital.