KORANPALPRES.COM - Lookism merupakan istilah yang sudah ada sejak lama namun, belakangan ini mulai sering terdengar karena sebuah manhwa Korea yang membahas perbedaan perlakuan masyarakat berdasarkan bentuk fisik seseorang.
Media adalah salah satu komponen yang penting dan sangat mempengaruhi praktik keseharian masyarakat, terlebih lagi bagi masyarakat modern.
Media pada masyarakat masa kini menjadi wadah yang menjembatani berbagai kepentingan manusia, sebab media hadir dalam berbagai macam perspektif.
Dengan kata lain, cara media merepresentasikan sesuatu akan mempengaruhi persepsi khalayak dan memunculkan pemberian nilai serta pemaknaan terhadap sesuatu salah satunya mengenai standar kecantikan yang bisa memunculkan berbagai macam fenomena sosial, salah satunya yaitu Lookism.
BACA JUGA:Sarapan Ngenyangi! Yuk Bikin Kwetiau Goreng Pedas, Nikmatnya Makan Bersama Keluarga
BACA JUGA: Rekomendasi 5 Parfum Pria Terbaik dan Tahan Lama
Lookism adalah fenomena diskriminasi berdasarkan tampilan fisik.
Jika individu tidak memenuhi standar kecantikan tertentu maka, akan diperlakukan berbeda dan ditempatkan dalam posisi tidak menguntungkan dibandingkan individu lain yang memenuhi standar.
Fenomena lookism ini menjadi tekanan bagi masyarakat modern sehingga banyak yang berlomba-lomba dan rela bersusah payah melakukan berbagai cara untuk memenuhi citra ideal tersebut.
Pada era transparansi informasi seperti saat sekarang ini, setiap fenomena sosial budaya yang terjadi ditampilkan dengan mudah di media manapun dan menjadi sorotan masyarakat global.
BACA JUGA:Siapa Bakal Penantang Panca Wijaya Akbar?
BACA JUGA:Tak Diproduksi Dalam Jumlah Banyak! 5 Parfum Termahal di Dunia, Ada yang Harganya Rp 18 Miliar
Sorotan itu terus menerus dibaca dan ditonton sehingga menghasilkan suatu persepsi.
Standar kecantikan adalah batas yang menentukan manakah penampilan yang menarik dan enak dipandang secara visual.
Batasan-batasan ini muncul dan dapat berubah kapan saja tergantung apa yang ditampilkan oleh media.