PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dewasa ini tidak bisa dipungkiri lagi, pergeseran zaman pun ikut terasa sehingga semua pihak pun mau tidak mau, suka tidak suka harus ikut didalamnya.
Awalnya Desa Pagar Batu, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat ini memiliki jembatan gantung terpanjang ke 2 se Indonesia, memiliki bentang hingga 315 meter, dibangun pada tahun 1960, dengan tiang penyangga 2 unit berada ditengah-tengah.
Ditambah lagi, indahnya pemandangan alam Sungai Lematang yang alirannya cukup deras, hingga dentumannya pun terdengar hingga ke telinga siapa saja yang melintas.
Seperti kita ketahui, tentu saja sudah berapa banyak papan, besi silih berganti dipasangkan, sampai detik ini tetap berdiri kokoh tanpa sedikitpun tergerus perubahan zaman.
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Parfum Buat Pelajar, Sekali Semprot Wanginya Ga Hilang-Hilang, Serasa Baru Habis Mandi
Kini, untuk meningkatkan mobilisasi penduduk desa menunjang aktifitas mereka sehari-hari, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat, membangun jembatan beton dengan panjang kurang lebih 120 meter bahkan duplikat dari jembatan ternama di Amerika Serikat, tepatnya di San Francisco.
"Untuk bahan materialnya sendiri kita pesan dan dirancang dari luar negeri, sehingga benar-benar kuat walaupun secara sekilas bentuknya tidak lepas dari konsep jembatan gantung, hanya saja, ini lebih elegan, modern serta kokoh," sebut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lahat, Mirza Azhary ST MT, Selasa 30 April 2024.
Kendati demikian, lanjut dia, proses pengerjaannya memang ada kendala, akan tetapi, semuanya masih bisa diatasi dengan baik.
"Secara geografis letak Desa Pagar Batu ini apabila kita lihat dari akses jalan lintas, berada dibawahnya sehingga ketika pembangunan tiang-tiang penyangga cor beton mesti menyesuaikan dengan kondisi yang ada," urai dirinya.
BACA JUGA:5 Parfum Wanita Teratas dengan Wangi Tahan Lama, Kerja Seharian Pun Gak Bakal Hilang, Berani Coba?
Kemudian, masih kata dia, lantai-lantainya sendiri didesign kuat dengan kondisi hujan maupun panas, sehingga masyarakat tidak perlu gusar atau khawatir.
"Hanya saja, dari jembatan beton ini hanya cukup dilalui satu mobil saja, itupun memiliki tonase maksimal 4,5.ton dan harus bergantian lewatnya," jelasnya.
Pada ujung jembatan, sambung Mirza, baru dibuat infrastruktur jalan menurun mengikuti akses awal yang ada. Pada intinya masyarakat sangat antusias dan menyambut baik sekali.
"Secara otomatis roda pemerintahan maupun ekonomi masyarakat berjalan dengan baik, sekaligus mobilitas mereka sehari-hari tidak terganggu lagi," harap dirinya.
BACA JUGA:Murah Nih! Cuma Dibawa Rp60 Ribu, Parfum Ini Cocok Untuk Remaja