Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Pagar Batu, Yuniardi membenarkan, pada dasarnya penduduk desa sangat bersyukur dan berterima kasih, kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat, telah membangun jembatan penyeberangan permanen.
"Artinya, mobilitas masyarakat cukup tinggi melintasi jembatan baru tersebut, nah untuk jembatan gantung, hingga detik ini masih tetap digunakan seperti biasanya," imbaunya.
Ia menambahkan, roda perekonomian dan pemerintahan pun secara tidak langsung, berjalan dengan lancar dan baik dikarenakan adanya pembangunan.
"Sepeda motor dan mobil kecil pun kini dapat masuk ke desa, apabila selama puluhan tahun hanya dari jembatan gantung saja," papar dirinya.
BACA JUGA:Pas Digunakan Untuk Aktivitas Outdoor, 5 Parfum Lokal Ini Wanginya Lembut dan Segar
Ia menerangkan, walaupun demikian, Pemerintah Desa (Pemdes) tetap melestarikan peninggalan leluhur, dan tentunya dijadikan destinasi objek wisata.
"Untuk menarik perhatian wisatawan, infrastruktur jembatan tersebut akan diperbaiki sedemikian rupa, karena lokasinya sangat cocok untuk mengambil foto bersama keluarga, swafoto dan lain sebagainya," jelas Yuniardi.
Dirinya berharap, dengan nantinya jembatan gantung tersebut berubah fungsi, akan memberikan dampak positif terutama sekali bagi warga sebagai titik wisata baru.
"Dari segi pendapatan pun akan masuk, ikut membantu keuangan keluarga tinggal dikelola dengan baik dan benar," tandasnya.
BACA JUGA:Apa Benar Parfum Vanilla Bikin Cewek Makin Fiminim? Simak Ulasan Beserta Merek Produk
Terpisah, Camat Pulau Pinang, Anthoni Hakman SE MM menuturkan, pihaknya sangat mendukung sekaligus mengapresiasi sekali, terhadap rencana kedepan dari Pemdes Pagar Batu, untuk tetap menjaga marwah positif, maupun melestarikan budaya yang ada.
"Tidak hanya jembatan gantung terpanjang di Pulau Sumatera dan Indonesia saja, disini juga terdapat objek wisata lainnya seperti rumah adat yang disebut dengan Ghumah Baghi, serta Petilasan Raden Fatah dan Sungai Lematang," ucap dia.
Tinggal bagaimana, sambungnya, pemdes mengelola sebaik mungkin, menjaga, merawat serta mempromosikan situs bersejarah tersebut.
"Bukan wisata jembatan semata, melainkan religius pun ada di Desa Pagar Batu. Jadi sewajarnya potensi yang dimiliki untuk di follow up sehingga pengunjung dapat datang dan mengetahuinya," harap Anthoni.