Dia menjelaskan, kegiatan munaqasyah ini bertujuan untuk membantu lembaga mitra Metode Ummi yang memiliki sedikit anak sehingga jika diselenggarakan secara mandiri akan besar biayanya.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Parfum Merek Chloe yang Terbaik dan Terbaru 2024, Tertarik Untuk Mencoba?
Selain itu, kegiatan akbar juga dilaksanakan untuk membantu dari sisi finansial karena pembiayaan diselenggarakan secara subsidi silang.
“Kita berharap Metode Ummi ini bisa dikenal masyarakat dan menjadi salah satu wasilah agar anak-anak dan masyarakat bisa lancar membaca Al-Qur’an,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Masjid Muhajirin Usman Bakar SPd menyambut baik kegiatan penghafal Al-Quran.
Menurutnya, amalan yang paling baik adalah membaca Al-Qur’an dan para penghafalnya nanti akan mendapatkan keberkahan.
Seluruh peserta berfoto bersama sebelum mengikuti munaqasyah Metode Ummi di Masjid Muhajirin, Rabu 1 Mei 2024-Foto: Trisno Rusli/koranpalpres.com-
“Kami berpesan agar anak-anak untuk senantiasa meningkatkan ilmunya, jangan puas dengan yang ada sekarang,” pesannya.
Metode Ummi, Sanad Keilmuan Bersambung ke Rasulullah
Belajar Al-Qur’an dengan menggunakan metode Ummi memiliki banyak sekali keunggulan yang mempermudah anak-anak untuk memahaminya.
Diantara keunggulan belajar Al-Qur’an dengan metode ummi ini memiliki sanad Al-Qur’an dan Sanad Keilmuan yang sudah teruji.
BACA JUGA:6 Parfum Paling Tahan Lama, Bisa Dipakai Pria dan Wanita, Sekali Semprot Wanginya Bikin Melting
Dengan kata lain, sanad Al-Qur’an dan sanad keilmuan yang diajarkan dalam metode ummi bersambung kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Seperti sanad Al-Qur’an yakni Dr KH Mudawi Ma'arif Lc, MHI, Syekh Dr Mahir Hasan Al Munajjid, Syekh Muhammad bin Thaha Sukkar, Syekh Mahmud Faiz Dair 'Athoni, Syekh Muhammad Salim Al Hawani, Syekh Ahmad Al Halawani dan Syekh Ahmad Al Marzuqi.
Sedangkan sanad keilmuan yakni Ustaz Masruri, M.Pd dan Ustaz Ahmad Yusuf MS, MPd, KH Ihya' Ulumiddin, Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, Sayyid Alawi bin 'Abbas Al Maliki, Syekh Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Abu Bakar Bakri Syatho dan Sayyid 'Abbas Al Mali.