MALAYSIA, KORANPALPRES.COM - Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia melalui Fakulti Sains Kemanusiaan (FSK) mengadakan bincang akademik dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag).
Dalam bincang tersebut dihadiri langsung Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Senin 6 Mei 2024.
Pertemuan ini membahas tentang kerjasama yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan di kedua negara, mengingat setiap negara memiliki aturan yang berbeda-beda.
Rektor UIN Raden Fatah, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si mengatakan bahwa kunjungan ke UPSI kali ini sangat luar biasa dan Istimewa.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Parfum Pramugari Paling Laris Sepanjang Masa, Wanginya Awet, Semerbak Sepanjang Hari
BACA JUGA:8 Parfum EDP Wanita dengan Aroma Super Berkelas, Wangiya Bikin Banjir Pujian
Karena dapat hadir bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Ali Ramdhani, dan Plt. Dirjen Pendis Prof. Dr. Abu Rokhmad, M.Ag serta Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag.
Prof. Dr. Abdul Rahim razali yang merupakan Timbalan NaIb Canselor Akademik dan Antarbangsa UPSI menyatakan kesanggupan dan kesediaannya dalam berkolaborasi dengan PTKIN yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
Sementara itu, Kemenag RI yang diwakili oleh Sekretaris Jendral Kemenag, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani menyatakan kesungguhan pihak Kemenag untuk memenuhi kerjasama yang telah ditandatangani.
“Perbincangan ini menandakan langkah positif dalam memperkukuhkan kerjasama antara UPSI dan Kemenag RI dalam bidang pendidikan Islam. Kementerian Agama ini tidak hanya terbatas pada PTKIN, namun ada juga PTKN yang bisa juga kita implementasikan,” ujarnya.
BACA JUGA:Ini 6 Parfum Ratu dan Putri Kerajaan yang Juga Cocok untuk Non-Bangsawan
BACA JUGA:Ini 5 Rekomendasi Parfum Cherry Terbaik yang Terbaru 2024
Lebih lanjut, Nyayu Khodijah selaku Rektor UIN Raden Fatah mengatakan bahwa kerjasama ini membawa manfaat yang besar bagi kedua perguruan tinggi di setiap negara, salah satunya adalah program double degree.
“Dengan UPSI kita sudah sering melakukan kolaborasi, namun kali ini bagaimana implementasinya kita tingkatkan lagi, misalnya dalam hal kolaborasi riset bahkan double degree juga,” pungkasnya.