Suku Bulungan juga adalah suku asli yang mendiami Kalimantan Utara. Mereka berdiam di wilayah di Kesultanan Bulungan, mulai dari Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Tawau dan Kota Tarakan.
Raja-raja Bulungan dan keluarganya sejak periode ketiga sudah memeluk agama Islam.
Kendati demikian, mereka menghidupkan praktik nenek moyang pada zaman dulu seperti melakukan persembahan sesaji saat ada warga yang membuka ladang, percaya kepada tanda alam, hingga percaya pada perilaku beberapa jenis hewan.
3. Suku Tidung
Suku di Kalimantan Utara yang satu ini masih bertahan dan terus berkembang hingga sekarang adalah suku Tidung. Sejak dahulu, suku Tidung mempunyai kerajaan yang disebut sebagai Kerajaan Tidung yang sudah punah disebabkan politik adu domba oleh Belanda.
Mereka berkomunikasi dalam dialek Tarakan. Sebagian kosakata pada bahasanya hampir mirip dengan bahasa Kalimantan pada umumnya. Ada kemungkinan bahwa suku Tidung masih berkerabat dengan suku Dayak Murut yang ada di Sabah.
Yang unik dari suku yang dilarang buang air tiga hari setelah menikah ini adalah gambar mereka dalam pakaian adat ada di uang pecahan Rp75ribu Indonesia.
4. Suku Bajau
BACA JUGA:Suku-suku di Provinsi Sulawesi Barat: Masih Ada Suku yang To Pambuni alias Punya Kekuatan Gaib
Suku ini sebetulnya bukan suku asli Kalimantan. Namun mereka banyak di Kalimantan Utara dan masih bertahan hingga sekarang.
Asal sebenarnya suku Bajau adalah Kepulauan Sulu di Filipina Selatan. Mereka merupakan suku yang suka berpindah dan menjelajah dengan menggunakan perahu selama waktu tertentu.
Biasanya masyarakat suku ini melakukan kegiatannya hanya di perahu baik untuk beristirahat, memburu hasil laut dan lainnya. Mereka pergi ke darat hanya saat ingin menjual hasil menagkap ikan atau membeli keperluan.
Suku lain yang jumlahnya cukup banyak adalah suku Jawa, mereka ini ke Kalimantan Utara karena dulunya ikut program Transmigrasi.
Jumlahnya hampir 40% dari keseluruhan penduduk di Kalimantan Utara.